kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Ongkos ketidakpastian beleid BBM makin mahal


Sabtu, 28 April 2012 / 08:13 WIB
Ongkos ketidakpastian beleid BBM makin mahal
ILUSTRASI. Game gratis Epic Games pekan ini: Alien Isolation & Hand of Fate 2, klaim sekarang!


Reporter: Herlina KD | Editor: Edy Can

JAKARTA. Hingga saat ini, pemerintah belum memutuskan kebijakan soal pembatasan pemakaian bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Kondisi ini malah membuat beban masyarakat makin berat karena masyarakat akan berpikir dan berekspektasi harga barang akan naik dan ujungnya inflasi makin tinggi.

Meski dampak kenaikan harga maupun pembatasan BBM belum terasa karena memang belum diterapkan, tapi harga barang dan jasa sudah telanjur naik sehingga membebani masyarakat.

Gambaran inflasi ini masih terlihat sepanjang April 2012 ini. Padahal, biasanya bulan April bisa terjadi penurunan harga alias deflasi karena pengaruh panen raya padi. Namun, untuk April kali ini, pemerintah maupun ekonom memperkirakan masih terjadi inflasi meski tidak tinggi.

Ekonom BCA David Sumual memperkirakan, inflasi April lebih rendah ketimbang Maret 2012. "Kami perkirakan sekitar 0,03%," kata David. Menurut dia, meskipun harga beras mengalami penurunan, beberapa barang kebutuhan pokok masih naik.

Berdasarkan catatan Kementerian Perdagangan, sepanjang 1 April–16 April 2012 harga barang yang naik tinggi adalah bawang merah, naik sekitar 12%. Menyusul, harga ikan teri naik sekitar 2%, lalu minyak goreng kemasan naik 1,4%, dan harga gula pasir naik hingga 1,2%.

Ekonom Standard Chartered Bank Eric Alexander Sugandi menambahkan, sebenarnya penundaan kenaikan harga BBM pada April ini membuat angka inflasi April akan lebih rendah dari perkiraan. Meski begitu, ekspektasi inflasi justru akan berlanjut dan membuat inflasi terus merayap naik.

Eric meramalkan, inflasi April akan ada di kisaran 0,2%. "Melemahnya nilai tukar rupiah dalam beberapa waktu terakhir juga membuat inflasi dari imported inflation meningkat," ujarnya.

David menuturkan, ketidakpastian yang terus berlanjut akan membuat inflasi terus merangkak. Parahnya lagi, ketidakpastian ini akan berpengaruh pada investasi. "Jika tidak segera diatasi, ujung-ujungnya akan berdampak pada pertumbuhan ekonomi," katanya.

Menurut Eric, ekspektasi inflasi akan melonjak tajam sesaat setelah kebijakan terkait BBM diumumkan dan menjelang pelaksanaannya. Sampai akhir tahun nanti, Eric memperkirakan inflasi akan ada di kisaran 4,5%.

Berharap yang konkret

Sebelumnya, Kepala BPS Suryamin menjelaskan, sama seperti bulan Maret lalu, pada April ini sepertinya siklus inflasi akan berbeda dengan siklus tahun-tahun sebelumnya. Biasanya, pada Maret–April terjadi deflasi karena musim panen raya. "Pada April ini sepertinya masih akan inflasi tapi rendah. Polanya sama seperti bulan kemarin," katanya Suryamin.

Jika tak sama dengan siklus sebelumnya, artinya pada April ini akan kembali inflasi seperti halnya Maret lalu. Catatan saja, pada Maret lalu terjadi inflasi bulanan sebesar 0,07%.

Suryamin bilang, sebenarnya jika melihat harga beberapa bahan pangan masih menunjukkan penurunan. Ia mencontohkan, harga beras masih turun karena musim panen belum berakhir. Di luar itu, Wakil Menteri Pertanian Rusman Heriawan mengatakan, masih ada ekspektasi inflasi karena kepastian kebijakan subsidi BBM belum jelas. "Mudah-mudahan segera ada keputusan yang lebih konkret," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×