Reporter: Abdul Basith Bardan | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dunia tengah diliputi kecemasan tentang penyebaran varian baru Covid-19 bernama omicron. Epidemiolog Griffith University Dicky Budiman menyebut varian omicron berpotensi membebani fasilitas kesehatan (faskes).
Varian omicron merupakan mutasi virus corona (Covid-19) yang telah ditetapkan sebagai varian of concern oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan data yang ada, varian tersebut diketahui memiliki penularan yang lebih cepat.
"Potensi membebani faskes Itu sudah ada karena potensi orang yang terinfeksi ini menjadi lebih banyak," ujar Dicky saat dihubungi Kontan.co.id, Selasa (30/11).
Baca Juga: Pemerintah siap hadapi lonjakan kasus Covid-19, upaya pencegahan terus diperketat
Meski begitu, dampak varian tersebut masih memerlukan penelitian lebih lanjut. Data dari penelitian tersebut untuk melihat bagaimana pengaruh varian omicron dengan tingkat keparahan dan kematian yang berdampak pada perlunya penanganan lebih intensif.
Berdasarkan potensi itu, Dicky mendorong agar pemerintah menyiapkan langkah mitigasi. Hal itu berupa tombol darurat atau emergency bila kondisi lonjakan kasus terjadi.
"Sistem rujukan sudah siap, rumah sakit darurat siap digerakan, obat, oksigen, peralatan juga siap termasuk sumber daya manusia (SDM)," kata Dicky.
Selain itu pemerintah juga harus memiliki peta daerah rawan terkait lonjakan kasus. Peta tersebut diketahui dengan meningkatkan upaya whole genome sequence (WGS) untuk mengetahui perkembangan varian dalam kasus Covid-19 di Indonesia.
Dicky menegaskan Covid-19 memungkinkan untuk terus berkembang ke depan. Oleh karena itu perlu kebijakan yang konsisten dan kesabaran dalam menghadapi perkembangan Covid-19.
Baca Juga: Satgas Covid-19: Varian omicron bisa picu lonjakan kasus baru
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News