kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.468.000   -2.000   -0,14%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

OECD proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% di 2021, ini kata Sri Mulyani


Minggu, 21 Maret 2021 / 15:21 WIB
OECD proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 4,9% di 2021, ini kata Sri Mulyani
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah telah melebarkan defisit hingga 6,09% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2020 untuk menjaga ekonomi.


Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Organisation for Economic Co-operation and Development (OECD) memproyeksikan ekonomi Indonesia akan tumbuh 4,9% di tahun 2021. Berdasarkan survei OECD tersebut, pertumbuhan ekonomi Indonesia akan kembali naik menjadi 5,4% pada tahun 2022.

Sekretaris Jenderal OECD Angel Gurria mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia akibat pandemi akan berlangsung secara bertahap dan tergantung pada penanganan di sektor kesehatan.

"Indonesia sedang menghadapi tantangan terberatnya sejak krisis 1997. Dengan reformasi yang tepat, Indonesia dapat memanfaatkan energi dan bakat dari populasi mudanya dan membuat ekonomi bergerak maju lagi," kata Sekretaris Jenderal OECD pada OECD Economic Review of Indonesia 2021, Kamis (18/3).

Baca Juga: OECD proyeksikan ekonomi Indonesia tumbuh 5,4% pada 2022

Menanggapi proyeksi OECD tersebut, Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menjelaskan bagaimana pemerintah Indonesia menghadapi situasi extraordinary akibat pandemi Covid-19. Pemerintah melonggarkan kebijakan fiskal dan moneter, salah satunya dengan melebarkan defisit hingga 6,09% terhadap produk domestik bruto (PDB) pada tahun 2020.

“Saya pikir ini relatif rendah dibandingkan dengan negara-negara OECD lainnya, bukan? Jadi kita mengalami defisit pada tahun 2020 sekitar 6,1% dan pada saat yang sama kondisi perekonomian juga relatif baik dan kontraksi sekitar 2%. Itu adalah salah satu capaian yang juga kami gunakan untuk dapat merespons situasi 2021,” ujar Sri Mulyani.

Belanja pemerintah difokuskan untuk menangani pandemi, terutama sisi kesehatan, perlindungan sosial, dan menjaga kelangsungan dunia usaha. Dengan respons pemerintah yang cepat dan tepat, tingkat kemiskinan Indonesia mampu bertahan di sekitar 10,4%, lebih rendah dari prediksi World Bank yakni di atas 11,4%.

“Sekarang kami benar-benar perlu fokus pada bagaimana memastikan bahwa proses pemulihan akan dilanjutkan. Pada saat yang sama, kami juga akan mempercepat pemulihan ini dan mengamati area yang membutuhkan lebih banyak dukungan kebijakan. Ini sangat pragmatis, tetapi juga fleksibel, transparan dan akuntabel,” imbuh Sri Mulyani.

Selanjutnya: BI optimistis pertumbuhan ekonomi Indonesia di kuartal I 2021 lebih baik

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×