Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. The Organization for Economic Co-Operation and Development (OECD) memprediksi pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun 2022 sebesar 5,4% year on year (yoy). Angka tersebut naik dari perkiraan ekonomi Indonesia tahun ini yakni 4,9% yoy.
Sekertaris Jenderal OECD, Angel Gurria, mengatakan, pemulihan ekonomi Indonesia akan berlangsung secara bertahap, setelah hantaman besar di tahun lalu. Ia menegaskan ekonomi dalam negeri akan tumbuh postif seiring dengan reformasi kebijakan yang dilakukan oleh pemerintah Indonesia, beserta penanganan kesehatan.
Gurria menyampaikan, dampak implementasi Undang-Undang Nomor 11 Tahun 2020 tentang Cipta Kerja akan lebihb terasa pada 2021. Dia meyakini melalui beleid itu dapat mendorong penciptaan lapangan kerja. Dus mendorong investasi hingga akhirnya meningkatkan konsumsi.
Adapun lebih lanjut, untuk konsumsi rumah tangga pada 2022 diprediksi sebesar 7,1%, konsumsi pemerintah 1%, pembentukan modal tetap bruto (PMTB) 6%, ekspor 3,9%, dan impor 7,4%.
Baca Juga: OJK jalin kerjasama dengan otoritas moneter Brunei dan OECD
Sementara dari indikator fiskal lainnya yakni tingkat pengangguran 5,8%, indeks harga konsumen 3%, dan rasio utang terhadap produk domestik bruto sebesar 38,6%.
Kendati demikian, OECD mewanti-wanti dalam jangka pendek masih ada tantangan akan dihadapi oleh Negeri Garuda. “ Ketidakpastian masih akan membebani investasi dan pariwisata sehingga kemungkinan besar akan tetap tertekan untuk beberapa waktu,” kata Gurria saat Konferensi Pers Economic Surbey of Indonesia 2021, Kamis (18/3).
Di sisi lain, Menteri Keuangan (Menkeu), Sri Mulyani Indrawati, mengatakan, pemerintah Indonesia terus mengakselerasi pemulihan ekonomi dalam negeri. Menurutnya, berbagai indikator perbaikan ekonomi sudah berlangsung sejak awal tahun ini.
Sri Mulyani optimistis, ekonomi dalam negeri, terus membaik dari tahun lalu dan tetap berlanjut di 2022. Hal ini sejalan dengan program vaksinasi yang digenjot tahun ini, sehingga aktivitas ekonomi bisa kembali berlangsung normal.
“Kami mengakui bahwa tahun 2020 adalah luar biasa dan situasi yang sangat menantang. Pemerintah akan terus merespon situasi tersebut,” ujar Menkeu dalam kesempatan yang sama, Kamis (18/3).
Selanjutnya: Sri Mulyani beberkan sentimen negatif ekonomi, Hipmi minta jangan pesimistis
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News