Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Bank Indonesia (BI) menyebut, pembukaan kembali aktivitas ekonomi China tak menjamin ekonomi negara tersebut akan ngegas.
Dengan demikian, Gubernur BI Perry Warjiyo melihat pertumbuhan ekonomi China mungkin tumbuh tak sekuat perkiraan sebelumnya.
"Ternyata, pola pertumbuhan ekonomi di China tidak seperti perkiraan. Awalnya kami perkirakan pembukaan kembali mobilitas akan cepat mendorong pertumbuhannya," terang Perry, Kamis (22/6) di Jakarta.
Perry mengungkapkan beberapa hal yang mungkin menahan laju pertumbuhan ekonomi China.
Baca Juga: BI Beri Warning Ada Peningkatan Ketidakpastian Ekonomi Global
Pertama, dampak perang dagang China dengan Amerika Serikat (AS). Tensi tinggi kedua negara tersebut membuat AS membatasi barang dari China.
Akibatnya, ekspor China pun melambat. Berhubung ekonomi China juga bergantung pada luar negeri, maka ini bisa menjadi batu sandungan pertumbuhan ekonomi China.
Kedua, dampak kenaikan mobilitas tak serta merta mendorong permintaan dalam negeri. Ini juga membuat bank sentral China kemudian menurunkan suku bunga acuan untuk menggenjot permintaan.
Ini kemudian menjadi salah satu hal yang memicu naiknya ketidakpastian perekonomian global.
Perry mengingatkan, penguatan respons diperlukan untuk memitigasi risiko rambatan global terhadap ketahanan eksternal di negara berkembang, termasuk Indonesia.
Sementara itu, ia memperkirakan pertumbuhan ekonomi global pada tahun 2023 akan mencapai 2,7% yoy.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News