kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Neraca dagang November kembali surplus, ini tanggapan ekonom Bank Mandiri


Selasa, 15 Desember 2020 / 19:57 WIB
Neraca dagang November kembali surplus, ini tanggapan ekonom Bank Mandiri
ILUSTRASI. Suasana aktivitas di Pelabuhan Tanjung Priok, Jakarta, Minggu (15/11/2020).


Reporter: Bidara Pink | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Neraca perdagangan Indonesia kembali mencetak surplus pada November 2020. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, surplus neraca dagang pada bulan laporan sebesar US$ 2,61 miliar.

Surplus tersebut didorong oleh nilai ekspor yang lebih besar daripada nilai impor. Nilai ekspor pada November 2020 tercatat sebesar US$ 15,28 miliar sedangkan nilai impor tercatat US$ 12,66 miliar.

Dengan perkembangan tersebut, Kepala Ekonom Bank Mandiri Andry Asmoro melaiht kalau ke depan ekspor Indonesia berpotensi untuk menguat, seiring dengan pemulihan ekonomi global.

“Kemudian, perbaikan ekspor ini akan lebih cepat daripada impor. Bahkan, kemungkinan neraca dagang bisa bakal terus mencetak surplus,” kata Andry dalam laporannya, Selasa (15/12).

Baca Juga: Tertinggi sejak Oktober 2018, ekspor Indonesia bulan November capai US$ 15,28 miliar

Permintaan dari luar memang nampak pulih cepat, seiring dengan pengurangan lockdown di beberapa negara dan sentimen positif yang datang dari sudah adanya vaksin Covid-19.

Selain itu, perbaikan ekspor juga didukung oleh harga komoditas global yang juga menunjukkan adanya peningkatan yang cukup solid dalam beberapa saat terakhir.

Sementara itu, permintaan domestik nampak butuh waktu untuk bisa kembali pulih sepenuhnya. Hal ini yang akhirnya mendorong asumsi kalau ekspor bakal pulih lebih cepat daripada impor.

“Perbaikan permintaan dari dalam negeri akan pulih secara bertahap sebelum akhirnya bisa pulih sepenuhnya ke level sebelum pandemi Covid-19,” jelasnya.

Dari sisi produksi, meskipun sudah ada Covid-19 dan ada relaksasi PSBB yang dilakukan oleh pemerintah, tetapi beberapa bisnis masih akan menahan kegiatan investasi dan produksinya.

“Lalu, kami juga melihat kalau beberapa orang masih akan menerapkan protokol jaga jarak yang ketat sebelum yakin vaksin itu efektif dan sudah akan terdistribusi sepenuhnya,” tandasnya.

Selanjutnya: Neraca dagang dan RDG BI jadi penopang IHSG, cermati saham ini

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×