Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Penggagas Kongres Diaspora Indonesia Dino Patti Djalal mengatakan, negara-negara berkembang diprediksi kesulitan mendapatkan vaksin untuk Covid-19.
Hal ini merujuk kepada produksi vaksin Covid-19 yang masih dalam proses. Sementara itu, seluruh negara membutuhkan vaksin tersebut.
"Yang kita khawatir adalah vaksin itu baru satu tahun mungkin nanti baru bisa difinalkan, lalu diproduksi dan didistribusikan. Semua negara akan rebutan," kata Dino dalam konferensi pers secara daring dengan Gugus Tugas Percepatan Penanganan Covid-19, Senin (11/5/2020).
Baca Juga: Jokowi apresiasi kemajuan ristek dalam hadapi Covid-19
"Dan mungkin yang akan terkena dampak yang paling sulit mendapatkan adalah negara-negara berkembang," ujar Dino Patti Djalal.
Dia melanjutkan, yang perlu dipastikan adalah saat vaksin Covid-19 selesai diproduksi, seperti apa kondisi Indonesia nantinya. Sebab, menurut Dino, kondisi ekonomi akan mengalami pelambatan dan bahkan bisa memasuki situasi kritis.
Untuk menghindari kesulitan mendapatkan vaksin tersebut, Dino menyarankan pemerintah mulai menguatkan diplomasi vaksin. "Sehingga kita perlu menguatkan diplomasi vaksin ini. Kemudian kita tentu harus memantabkan jaringan internasional kita untuk membantu meredakan Covid-19 di dalam negeri," ujar Dino.
Sebelumnya, penelitian pengembangan vaksin virus corona yang dilakukan oleh sejumlah perusahaan kini telah memasuki uji klinis. Akan tetapi, Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah memperingatkan bahwa kecil kemungkinan untuk memiliki vaksin tersebut sebelum akhir 2021.
Baca Juga: Pakar psikologi politik: Penangan Covid-19 Indonesia sama dengan negara lain, tapi..
Pengembangan dan distribusi massal vaksin secara luas dipandang sebagai cara yang paling mungkin untuk mengendalikan Covid-19.
Pemerintah di seluruh dunia telah menggelontorkan dana untuk penelitian vaksin ketika perusahaan farmasi, universitas, dan lembaga penelitian saling berlomba dalam mengembangkan vaksin. Tiga perusahaan farmasi terbesar AS, Inovio, Moderna, dan Pfizer kini telah memulai uji klinis, yaitu tahap pertama dalam pengembangan vaksin.
Sementara itu, para peneliti di Oxford University yang didukung oleh Pemerintah Inggris mengatakan mereka bertekad untuk memproduksi vaksin pada musim gugur nanti.
Baca Juga: Amerika Serikat mulai distribusikan remdesivir untuk mengobati pasien corona
Pejabat Senior WHO Dale Fisher menyebut vaksin untuk Covid-19 tidak akan siap hingga akhir tahun depan. "Saya pikir akhir tahun depan adalah ekspektasi yang sangat masuk akal," kata Fisher dilansir dari CNBC, Senin (4/5/2020).
Menurut dia, fase 2 dan 3 uji coba akan memakan waktu yang lama untuk memastikan mereka aman dan dapat diandalkan. Uji coba fase 1 saat ini baru akan memungkinan pengumpulan data awal untuk menilai apakah vaksin potensial benar-benar bekerja, sebelum dilakukan uji coba fase selanjutnya.
Fisher bahkan menyebut komentar Presiden Donald Trump yang meyakini bahwa vaksin virus corona akan dikembangkan pada akhir 2020 sebagai sesuatu yang prematur. (Dian Erika Nugraheny)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Negara Berkembang Diprediksi Sulit Mendapatkan Vaksin Covid-19 "
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News