Reporter: Risky Widia Puspitasari | Editor: Yudho Winarto
JAKARTA. Pembangunan proyek tol akses Tanjung Priok terancam molor. Pasalnya, sampai saat ini pembebasan lahan masih menjadi kendala utama yang tak kunjung terselesaikan.
Dirjen Bina Marga Kementerian Pekerjaan Umum (KemenPU), Djoko Murjanto mengatakan jika masalah lahan bisa selesai pada Juni 2014 maka proyek ini bisa rampung. "Sekarang belum tahu," katanya Senin (4/8).
Saat ini masalah ada di Kali Baru dan Simpang Jamea. Djoko masih belum bisa memastikan kapan proyek ini bisa selesai. Masih ada dua seksi di NS 1 dan E2A yang belum selesai akibat pembebasan lahan terkendala. "Itu masih bolong-bolong, kalau masalah lahan selesai ya bisa," katanya.
Awalnya, pemerintah provinsi DKI menjanjikan proses pembebasan lahan bisa selesai Juni 2014 lalu, sehingga di pertengahan 2015 tol ini bisa beroperasi. Jika nantinya beroperasi, jaringan tol JORR1 akan tersambung seluruhnya.
Sementara, Kepala Satuan Kerja Pelaksanaan Jalan Bebas Hambatan KemenPU, mengatakan memang ada tanah bermasalah di Koja dan Kalibaru. Pembangunan proyek untuk ruas E2 (Cilincing - Jampea) sudah mencapai 62%. Ruas Bogasari -Jampea mencapai 60%, ruas NS Direct mencapai 60% sedangkan ruas NS link mencapai 13%. "Total rata-rata sekitar enam puluh persen," kata Bambang.
Targetnya , dalam waktu dekat tanah bisa dibebaskan karena sudah dikonsinyasikan ke pengadilan. Tol yang akan beroperasi di akhir 2015 ini akan dilewati 1500-3000 truk setiap hari. Kapasitas tol akan bertambah menjadi dua kali lipat. Jalan existing itu 3x2 lajur akan tetap beroperasi, lalu ditambah dengan jumlah yang sama.
Jalan tol akses tanjung priuk mencakup lima seksi. Antara lain seksi E-1 ruas rorotan - cilincing, seksi E-2 ruas cilincing - Jampea, seksi E-2A ruas Koja - Simpang Jamea, NS Link simpang Jamea - Yos Sudarso, dan seksi NS Direct Ramp.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News