kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Naik Lagi, Harga Beras di Pasar Tradisional Palmerah Tembus Rp 17.000 Per Kilogram


Senin, 12 Februari 2024 / 16:18 WIB
Naik Lagi, Harga Beras di Pasar Tradisional Palmerah Tembus Rp 17.000 Per Kilogram
ILUSTRASI. harga beras terus naik


Reporter: Leni Wandira | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dewan Pimpinan Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mengatakan, harga beras semakin melonjak dalam beberapa hari belakangan.

Reynaldi Sarijowan, Sekretaris Jenderal DPP IKAPPI menuturkan, pihaknya mendapati laporan untuk harga beras medium terkerek menjadi Rp13.500 per kilogram (kg). Serupa, harga beras premium juga sudah menyentuh level Rp18.500 per kg.

"Persoalan harga beras yang tak kunjung menyentuh harga eceran tertinggi (HET) ini disebabkan beberapa faktor. Yang pertama adalah pemerintah tidak serius dalam pengelolaan beras sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini, sehingga produktivitas beras kita datanya simpang siur," ujar Reynaldi dalam keterangan yang diterima Kontan, Senin (12/2). 

Berdasarkan penelusuran Kontan.co.id, kenaikan harga beras itu dialami oleh agen-agen di pasar tradisional Palmerah,Jakarta Barat.

Baca Juga: IKAPPI Dorong Adanya Sinkronisasi Data Distribusi Beras

Rafi (36), salah satu pedagang beras di pasar Palmerah mengeluhkan adanya lonjakan harga atas komoditas beras sejak awal Februari 2024.

Meskipun dirinya tidak mengalami kesulitan untuk mendapatkan stok beras dari produsen. Namun, harga yang didapatinya cukup berbeda jauh dari harga normal biasanya.

"Iya naiknya lumayan tinggi, misalnya yang premium dulu paling mahal Rp 14.000-Rp 15.000. Tapi sekarang tembus Rp 17 000 per kilogramnya," ujar Rafi.

Sementara itu, Gunawan (49), mengaku belum kesulitan untuk mendapatkan stok beras dari produsen. Gunawan biasa mendapat pasokan beras dari daerah Jawa Barat seperti Kabupaten Cianjur dan Kabupaten Subang, hingga Jawa Tengah dan Jawa Timur.

Gunawan mengira jika kenaikan harga beras karena stoknya mulai menipis atau langka dan itu terjadi akibat para petani di beberapa daerah tersebut mengalami gagal panen.

"Kalau dari pemilu sih saya gatau ada hubungannya atau tidak. Tapi biasanya karena petani banyak yang gagal panen maka harga tinggi," ungkapnya.

Baca Juga: Pasokan Beras Terbatas, Ritel Batasi Penjualan Beras Maksimal 10 Kg

Untuk itu, baik Rafi dan Gunawan berharap agar pemerintah dapat segera mengatasi permasalahan yang terjadi di pasar saat ini sebelum ramadan mendatang.

"Semoga sebelum bulan puasa masalah kenaikan ini bisa teratasi untuk memudahkan masyarakat juga kan pastinya," harap kedua pedagang beras du pasar Palmerah itu.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Practical Business Acumen

[X]
×