kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.476.000   8.000   0,54%
  • USD/IDR 15.855   57,00   0,36%
  • IDX 7.134   -26,98   -0,38%
  • KOMPAS100 1.094   -0,62   -0,06%
  • LQ45 868   -3,96   -0,45%
  • ISSI 217   0,66   0,31%
  • IDX30 444   -2,90   -0,65%
  • IDXHIDIV20 536   -4,36   -0,81%
  • IDX80 126   -0,06   -0,05%
  • IDXV30 134   -2,14   -1,58%
  • IDXQ30 148   -1,23   -0,83%

Harga Beras Naik, Ikappi: Sejak 2022 Data Produktivitas Beras Simpang Siur


Senin, 12 Februari 2024 / 13:52 WIB
Harga Beras Naik, Ikappi: Sejak 2022 Data Produktivitas Beras Simpang Siur
ILUSTRASI. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti kenaikan harga beras medium dan premium sehingga ketersediaannya di pasar tradisional yang mulai langka.


Reporter: Leni Wandira | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (Ikappi) menyoroti kenaikan harga beras medium dan premium sehingga  ketersediaannya di pasar tradisional yang mulai langka.

Sekretaris Jenderal Ikappi Reynaldi Sarijowan mengatakan, pihaknya mendapat laporan bahwa harga beras medium menyentuh Rp 13.500 per kilogram. Sedangkan harga beras premium mencapai Rp 18.500 perkilogram.

Reynaldi menyebutkan sejumlah faktor penyebab harga beras naik di atas harga eceran tertinggi (HET).

"Yang pertama ialah pemerintah tidak serius dalam pengelolaan perberasan sejak musim tanam tahun 2022 hingga kini sehingga produktivitas beras kita datanya simpang siur," ujar dia dalam keterangan tertulis, Senin (12/2).

Baca Juga: Stok Beras Langka Karena Pemilu? Begini Respons Bapanas

Selain itu, tidak ada sinkronasi data beras untuk kepentingan bantuan sosial (bansos) dan yang diperjualbelikan di pasaran.

"Butuh sinkronisasi data antara beras yang di sebarkan di masyarakat di gunakan untuk bansos dan yang disebarkan untuk pedagang pasar itu penting untuk keberlangsungan pasar agar harga besar di pasar tidak tinggi," kata Reynaldi.

IKAPPI mengingatkan pemerintah berhati-hati dengan lonjakan beras dan sulitnya beras didapati di pasar tradisional.

"Ini penting karena ini momen politik, musim pemilu sehingga banyak beras yang di ambil di luar pasar tradisional atau produsen besar. Ini yang harus di jaga oleh pemerintah untuk ke depan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek)

[X]
×