Reporter: Lailatul Anisah | Editor: Khomarul Hidayat
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim kemarau diprediksi bakal menurunkan produksi beras. Dampaknya harga beras juga berpotensi terkerek naik.
Pengamat Pertanian dari Center of Reform on Economics (CORE) Indonesia Eliza Mardian menilai, kelancaran distribusi menjadi kunci untuk memastikan harga beras di tingkat konsumen terjaga.
"Beras ini hampir menjadi makanan pokok seluruh msyarakat indonesia. Produksi beras mayoritas di Pulau Jawa," urainya pada Kontan.co.id, Senin (20/5).
Eliza menyebut, provinsi yang surplus beras hanya ada 12 provinsi, sementara sisanya adalah daerah konsumen yang memerlukan pasokan beras dari daerah sentra beras.
Baca Juga: Produksi Beras Diprediksi Turun Saat Kemarau, Bulog Pastikan Harga Beras Tak Naik
Persoalannya, saat ini pengiriman barang antar wilayah Indonesia belum efisien. Hal ini terlihat dari biaya logistik yang masih mahal meskipun pemerintah telah memasifkan pembagunan infrastruktur.
"Bahkan performa logistik indonesia turun di tahun 2023 dibandingkan tahun 2018," kata Eliza.
Sebelumnya, Direktur Perum Bulog Bayu Krisnamurthi memastikan harga beras di musim kemarau masih stabil meskipun produksi beras menurun.
Ia mengatakan Bulog telah mengantisipasi memalui penyerapan beras di musim tanam I saat panen raya tiba. Kata Bayu, penyerapan beras dalam negeri sudah mencapai 535.000 ton mendekati target penyerapan Bulog yakni sebanyak 600.000 ton sampai Mei ini.
Selain itu, Bayu juga memastikan program stabilisasi beras tetap berjalan melaui penyaluran bantuan pangan beras maupun penyaluran Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP).
"Disisi lain kita juga ada beras komersial untuk dijual ke pasar dan itu cukup terjangkau harganya," ujarnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News