kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Musim hujan bakal terlambat, ini saran BMKG untuk antisipasi kekeringan


Senin, 19 Agustus 2019 / 11:08 WIB
Musim hujan bakal terlambat, ini saran BMKG untuk antisipasi kekeringan
ILUSTRASI. Persawahan alami kekeringan


Sumber: Kompas.com | Editor: Wahyu T.Rahmawati

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Musim kemarau tahun 2019 ini telah dinyatakan akan terlambat oleh BMKG. Sebagian besar wilayah Indonesia akan mengalami episode kekeringan yang lebih lama dibandingkan biasanya.

Lantas, bagaimana kita bisa bersiap menghadapi kekeringan yang terjadi tahun ini? Kepala Deputi Bidang Klimatologi BMKG, Drs Herizal M.Si yang dihubungi oleh Kompas.com, Sabtu (17/8) menekankan pentingnya mencegah kebakaran dengan tidak menyalakan api di tempat-tempat yang mudah terbakar.

"Ya kita berharap jangan sampai terjadi kebakaran besar. Karena potensi kebakaran di musim kemarau dan kekeringan panjang itu sangat mungkin. Makanya, jaga dan hindari bersama," ujar Herizal.

Baca Juga: Karhutla meluas hingga 100 hektare di Ketapang

Daerah yang sangat berpotensi mengalami kebakaran di musim kemarau panjang seperti ini ialah lahan gambut yang umumnya mengalami kekeringan hingga ke dasarnya saat musim kemarau. "Lahan gambut itu kayak spons. Kalau kebakaran, meski kelihatannya (di atasnya) padam. Tapi bebatuan di bawah lahannya masih menyimpan panas. Dipancing sedikit juga bisa kebakaran lagi," ujarnya.

Dia pun mengatakan, kita tidak ada yang mau kejadian kabut asap terparah pada tahun 2015 kemarin terulang lagi di Indonesia. Nah, itu sumbernya banyak dari kebakaran lahan gambut.

Terkait air, Herizal meminta masyarakat untuk berhemat air atau menampung air sebagai persiapan saat puncak kekeringan terjadi di daerah masing-masing.

Baca Juga: Krisis air mengancam seperempat penduduk dunia Krisis air mengancam seperempat penduduk dunia

"Kalau kurang air, yang terutama jadi masalah itu susah minum dan mudah dehidrasi. Selebihnya barulah untuk kegiatan sehari-hari masak, mencuci ataupun mandi. Jadi kalau sudah persiapan dan hemat dari sekarang mudah-mudahan aman saja waktu puncak kekeringan terjadi nanti," ujarnya.

Lalu, masyarakat juga harus mulai menjaga kesehatan dan daya tahan tubuh karena debu dan polusi udara biasanya menjadi semakin parah ketika kekeringan. Bagi masyarakat yang bekerja di sektor pertanian, Herizal berpesan agar mempertimbangkan dan merancang pola pertanian yang sesuai dengan lahan yang mengering dan cuaca yang panas ketika siang hari.

Baca Juga: Lumpuhnya listrik juga terjadi di kota-kota besar dunia

"Para petani mungkin akan sangat terpengaruh oleh kekeringan yang melanda ini. Makanya bagusnya petani mengantisipasinya dengan menanam tanaman yang sesuai dengan cuaca yang ada, agar enggak sampai gagal panen nanti," kata Herizal.

Hal serupa juga diungkapkannya untuk masyarakat di sektor perikanan atau nelayan. "Sektor perikanan juga terpengaruh oleh iklim yang kering begini. Ya, baik itu yang melakukan budi daya ataupun langsung ngambil di alam seperti nelayan, (mereka) juga harus siap-siap dengan pola menangkap ikan yang sesuai di musim kering begini," imbuh Herizal. (Ellyvon Pranita)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Musim Hujan Bakal Terlambat, Ini Saran BMKG untuk Antisipasi Kekeringan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×