kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.705.000   1.000   0,06%
  • USD/IDR 16.290   30,00   0,18%
  • IDX 6.750   -53,40   -0,78%
  • KOMPAS100 997   -8,64   -0,86%
  • LQ45 770   -6,78   -0,87%
  • ISSI 211   -0,72   -0,34%
  • IDX30 399   -2,48   -0,62%
  • IDXHIDIV20 482   -1,69   -0,35%
  • IDX80 113   -1,02   -0,90%
  • IDXV30 119   -0,06   -0,05%
  • IDXQ30 131   -0,75   -0,57%

MUI: Golput hukumnya haram


Senin, 07 Juli 2014 / 12:58 WIB
MUI: Golput hukumnya haram
Kepala Otorita IKN Bambang Susantono saat jajak pasar (market sounding) di Djakarta Theater, Jakarta, Selasa malam, 18 Oktober 2022.


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Yudho Winarto

JAKARTA. Ketua Majelis Ulama Indonesia (MUI) Din Syamsuddin menegaskan, masyarakat Indonesia wajib untuk memilih calon presiden (capres) dan calon wakil presiden (cawapres), tanggal 9 Juli 2014 mendatang. Sebab, hukum memberikan suara menurut MUI adalah wajib.

Dengan demikian, karena wajib, maka jika ada masyarakat yang beragama Islam tidak memberikan hak suaranya, hukumnya haram. "MUI lewat pertemuan tahunan dengan ulama, sudah mengeluarkan fatwa memilih hukumnya wajib, kalau tidak memilih itu haram," ujar Din di istana Negara, senin (7/7).

Din beralasan, menurut Islam memilih itu merupakan merupakan misi profetik atau semangat kenabian. Oleh karenanya, menurutnya memilih preiden dan wakilnya merupakan suatu hal yang penting dari sisi agama.

Namun demikian Din meminta masyarakat muslim untuk menggunakan hak suaranya dengan niat yang baik, demi kehidupan bangsa lebih baik. Hal itu disampaikan Din usai bertemu Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di kantornya, pagi ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Mastering Finance for Non Finance Entering the Realm of Private Equity

[X]
×