kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.884.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.210   -25,00   -0,15%
  • IDX 6.897   65,26   0,96%
  • KOMPAS100 1.002   13,05   1,32%
  • LQ45 771   10,32   1,36%
  • ISSI 224   1,60   0,72%
  • IDX30 397   5,48   1,40%
  • IDXHIDIV20 461   5,31   1,16%
  • IDX80 113   1,46   1,31%
  • IDXV30 113   0,44   0,39%
  • IDXQ30 129   1,86   1,47%

Muhaimin: korban tewas di KJRI karena sakit


Senin, 10 Juni 2013 / 17:14 WIB
Muhaimin: korban tewas di KJRI karena sakit
ILUSTRASI. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) menguat 0,47% ke 6.606 di akhir sesi pertama hari ini (28/12)


Reporter: RR Putri Werdiningsih | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri Tenaga Kerja dan Transmigrasi (Menakertrans), Muhaimin Iskandar akhirnya angkat bicara mengenai insiden tewasnya seorang warga negara Indonesia (WNI) dalam insiden antrian pengurusan Surat Perjalanan Laksana Paspor (SPLP) di kantor Konsulat Jenderal Republik Indonesia (KJRI) di Jeddah, Arab Saudi, Minggu (9/6) kemarin.

Menurutnya Muhaimin, korban tewas di KJRI bukan disebabkan berdesak-desakan saat mengantri SPLP. Tapi, disebabkan oleh sakit yang sebelumnya diderita korban.

"Sampai hari ini tidak ada (korban insiden SPLP). Itu karena sakit yang diderita sebelumnya," kata Muhaimin saat ditemui di Gedung DPR, Jakarta, Senin (10/6).

Meski menyatakan kalau korban tewas bukan karena insiden antrean di konsulat yang membeludak, tapi Muhaimin meminta agar wartawan mengonfirmasikan hal tersebut kepada pihak Kementerian Luar Negeri.

Muhaimin menambahkan, sebelum insiden tersebut terjadi, pihaknya sudah berusaha untuk melakukan antisipasi semaksimal mungkin. Tapi, jumlah antriannya terlalu banyak. Bahkan, ia mengklaim sebanyak 50.000 TKI yang mengajukan permohonan SPLP atas amnesti Kerajaan Arab Saudi berhasil ditangani.

"Buktinya kemarin 50.000 tertangani dengan baik. Namanya juga meledak sampai 120.000 ribu kan biasanya 3.000," imbuhnya.

Sebelumnya, Kementerian Luar Negeri telah menyatakan insiden kerusuhan tersebut telah mengakibatkan seorang WNI meninggal dunia dan seorang petugas keamanan terluka. Hanya saja jubir Kementerian Luar Negeri, Michael Tene belum bersedia mengungkap identitas korban tersebut. Kata dia, pihaknya sudah berusaha membawa yang bersangkutan ke RS tetapi ternyata sudah meninggal.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Owe-some! Mitigasi Risiko SP2DK dan Pemeriksaan Pajak

[X]
×