kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,75   -27,98   -3.02%
  • EMAS1.327.000 1,30%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Morgan Stanley: Indonesia bisa petik buah manis investasi asing langsung akibat COVID


Rabu, 10 November 2021 / 15:20 WIB
Morgan Stanley: Indonesia bisa petik buah manis investasi asing langsung akibat COVID
ILUSTRASI. Morgan Stanley: Indonesia bisa petik buah manis investasi asing langsung gara-gara Covid-19. ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra/wsj.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pandemi Covid-19 memang membawa sentimen buruk terhadap kondisi kesehatan, sosial, dan merembet pada kondisi ekonomi. Meski begitu, lembaga riset Morgan Stanley melihat Indonesia bisa kecipratan rejeki dari adanya pandemi Covid-19 terutama dalam hal penarikan investasi asing langsung atau foreign direct investment (FDI). 

Dalam hal ini, ekonom Morgan Stanley Asia Limited Deyi Tan mengatakan, adanya Covid-19 dan berbagai tensi geopolitik mendorong adanya deglobalisasi dan meningkatkan urgensi diversifikasi binis.

“Nah, Indonesia bisa menangkap potensi relokasi FDI seiring dengan masih rendahnya biaya arbitrase, banyak tenaga kerja muda, dan juga pasar permintaan domestik yang besar,” tutur Deyi dalam laporannya, Rabu (10/11). 

Selain itu, pemerintah Indonesia juga sudah memiliki Undang-Undang Cipta Kerja. UU sapu jagad ini digadang mampu memperlancar urusan investasi yang masuk sehingga bisa berimplikasi pada penyerapan tenaga kerja yang lebih banyak. 

Baca Juga: Morgan Stanley prediksi ekonomi Indonesia bullish tahun depan, ini tiga pendorongnya

Sepakat dengan pemerintah, Deyi memang melihat adanya UU Cipta Kerja ini bisa meningkatkan kemudahan investasi karena memudahkan prosedur, memperluas pasar tenaga kerja, dan bahkan bisa memberikan insentif pajak di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK)

Belum lagi, pemerintah sudah membentuk Lembaga Pengelola Investasi (LPI) yang juga bisa makin menarik investasi masuk ke dalam negeri. Di waktu yang sama, pemerintah lanjut untuk membangun industri baru dengan masuk ke dalam rantai pasok produksi baterai EV untuk mendukung ekonomi hijau. 

Namun, Deyi tetap memberikan masukan terhadap kondisi Indonesia. Meski memang sudah cukup ada kekuatan untuk mendulang FDI, Indonesia tetap harus meningkatkan beberapa aspek. 

Salah satunya, reformasi fiskal untuk meningkatkan basis pajak diimbau harus memungkinkan sektor swasta untuk lebih terlibat dalam investasi infrastruktur. Sehingga bisa membantu mendorong lebih banyak investasi sektor swasta. “Dalam jangka menengah, kami percaya Indonesia akan menjadi salah satu penerima utama diversifikasi FDI dari China,” tandasnya. 

Selanjutnya: Ekonomi Indonesia diproyeksi bullish, simak saham pilihan dari Morgan Stanley

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News





[X]
×