kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45920,14   10,84   1.19%
  • EMAS1.343.000 -0,81%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Milenial, politisi, polisi jadi komisaris BUMN, bagaimana seleksinya?


Rabu, 17 Juni 2020 / 12:37 WIB
Milenial, politisi, polisi jadi komisaris BUMN, bagaimana seleksinya?
ILUSTRASI. Staf Khusus BUMN Arya Sinulingga.


Sumber: Kompas.com | Editor: Adi Wikanto

KONTAN.CO.ID - Jakarta. Pemilihan komisaris BUMN sering disorot publik. Beberapa nama yang masuk deretan komisaris BUMN berasal dari kader partai atau politikus, relawan Pilpres, hingga pejabatan eselon di kementerian dan lembaga (K/L) maupun perwira tinggi aktif maupun purnawirawan TNI dan Polri. Tak hanya itu, belakangan sejumlah anak muda / milenial juga menjadi komisaris BUMN.

PT Pertamina Hulu Energi, yang merupakan Subholding Hulu Pertamina mengangkat anak milenial bernama Fadli Rahman dengan usia 33 tahun. Lalu, Adrian Zakhary , 32 tahun, yang merupakan komisaris PTPN VIII.

Kemudian, Komisaris Jenderal Polisi Bambang Sunarwibowo sebagai Komisaris PT Aneka Tambang (Persero) Tbk. Kemudian, Marsekal Madya Andi Pahril Pawi, serta Irjen Carlo Brix Tewu menjadi komisaris PT Bukit Asam tbk.

Baca juga: Mau menikah saat masih ada corona, ini panduannya

Kementerian Badan Usaha Milik Negara ( BUMN) menyebut proses pemilihan komisaris dan direksi di perusahaan pelat merah dilakukan atas dasar talent pool. Artinya, penunjukan seseorang didasarkan atas kompetensi dari talenta-talenta unggul.

Staf Khusus Menteri BUMN Arya Sinulingga menjelaskan, di Kementerian BUMN sendiri memiliki Deputi SDM yang khusus menyeleksi para talenta-talenta untuk ditempat di perusahaan negara. "Kita ada Deputi SDM, mereka kelola talent pool, nanti diajukan ke masing-masing Wamen (wakil menteri). Nanti dilihat, kalau perusahaan strategis, sampai ke presiden pemilihannya seperti Pertamina, PLN, perbankan," jelas Arya seperti dikutip dari Antara, Rabu (17/6/2020).

Dia mengungkapkan, proses seleksi komisaris dan direksi melalui talent pool sudah dilakukan sejak era Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY).

Arya menambahkan proses seleksi jabatan penting di BUMN juga akan semakin terbuka bagi sosok dari luar lingkungan BUMN. "Ke depannya, akan semakin terbuka dari luar, jadi kesempatan untuk dapatkan putera-puteri bangsa semakin terbuka lebar," ucapnya.

Sebelumnya, Menteri BUMN Erick Thohir mengatakan pihaknya sedang mempelajari untuk memperbesar porsi talent pool sumber daya manusia di BUMN. "Selama ini talent pool hanya 10 persen untuk bisa rekrut dari luar. Saya ingin mengubah menjadi 30% dari luar. Supaya seru, ada persaingan sehat," katanya.

Baca juga: Ini cara bedakan radang tenggorokan biasa dengan gejala corona

Ia juga mengatakan dalam pemilihan direksi, pihaknya juga berkonsultasi dengan kementerian terkait yang membidangi sektor bisnis BUMN. Misalnya, ia menjelaskan, dalam menentukan direksi BUMN Karya dirinya berkonsultasi dengan Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basoeki Hadimoeljono.

"Kita libatkan juga menteri terkait bantu saya cek kerjaannya, benar atau tidak. Di perbankan, konsultasi dengan Menteri Keuangan," ucapnya. Selain itu, penunjukan direksi BUMN juga berdasarkan persepsi publik, baik pihak swasta, desa hingga perguruan tinggi.

Proses seleksi

Arya menambahkan, talent pool tersebut dikelola oleh Deputi SDM Kementerian BUMN. Deputi tersebut mempunyai tugas mencari talenta-talenta terbaik untuk diseleksi menjadi direksi perusahaan plat merah.

Setelah diseleksi, Deputi SDM akan melaporkannya ke Wakil Menteri BUMN Kartika Wirjoatmodjo dan Budi Gunadi Sadikin. Selanjutnya, barulah nama-nama yang terpilih diserahkan ke Erick.

Baca juga: Lelang mobil Avanza dua unit, harga mulai dari Rp 65 juta

Jika nama-nama tersebut dianggap mempuni untuk menempati jajaran direksi atau komisaris BUMN, baru lah akan dilantik. “Nanti dilihat Pak Menteri (Erick Thohir), kalau perusahaan strategis seperti Pertamina dan PLN dilaporkan ke presiden,” kata Arya.

Arya menjelaskan, Erick dalam menentukan petinggi-petinggi di perusahaan plat merah tak hanya dari internal BUMN saja. Erick membuka peluang bagi siapapun yang dianggap mempuni untuk menduduki jajaran direksi dan komisaris BUMN.

Baca juga: Kenaikan harga tiket kereta api jarak jauh menuai protes, ini jawaban KAI

“Nama dari berbagai pihak kita terima, tapi kan ada seleksi. Ke depan Pak menteri kita terbuka dari luar, kesempatan mendapatkan putra putri terbaik Indonesia semakin luas,” ucap dia. (Muhammad Idris)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Politikus hingga Jenderal Jadi Komisaris BUMN, Bagaimana Proses Seleksinya?",

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Success in B2B Selling Omzet Meningkat dengan Digital Marketing #BisnisJangkaPanjang, #TanpaCoding, #PraktekLangsung

[X]
×