kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45935,51   7,16   0.77%
  • EMAS1.335.000 1,06%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski kenaikan suku bunga acuan belum overdosis, ekonom prediksi BI akan menahan 7DRR


Rabu, 18 Juli 2018 / 20:45 WIB
Meski kenaikan suku bunga acuan belum overdosis, ekonom prediksi BI akan menahan 7DRR
ILUSTRASI. Logo Bank Indonesia (BI)


Reporter: Ghina Ghaliya Quddus | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fokus kebijakan BI pada stabilitas ekonomi khususnya stabilitas nilai tukar rupiah mulai membuahkan hasil dengan kembali masuknya arus modal asing. Resep BI dinilai sudah pas dengan menaikkan suku bunga acuan 100 basis poin (bps) atau 1% secara total sejak awal tahun menjadi 5,25%. 

Project Consultant Asian Development Bank (ADB) Institute Eric Sugandi mengatakan, kenaikan suku bunga acuan 100 bps sejak awal tahun itu memang diperlukan. Ia menilai, kenaikan itu pun tidak kelebihan atau overdosis.

“Kalau kemarin tidak naik, rupiah bisa lebih tertekan karena BI dipersepsikan terlambat ambil kebijakan suku bunga,” kata Eric kepada Kontan.co.id, Rabu (18/7).

Meski demikian, ia menilai BI cenderung akan menjaga 7DRR pada 5,25% sampai akhir tahun ini. Sebab, benefit kenaikan BI 7DRR lebih lanjut untuk pertahankan rupiah tidak lebih besar daripada cost-nya terhadap pertumbuhan ekonomi.

Selain itu, tekanan rupiah dari faktor eksternal juga terlihat agak mereda. Kelihatannya rupiah sudah bergerak ke ekuilibrium baru.

“Dengan nilai par fundamental (belum memasukkan faktor noises dari persepsi dan faktor-faktor nonfundamental) di kisaran Rp 14.000-14.200 per dollar AS,” ujar Eric.

“Jika memasukkan faktor persepsi dan lain-lain, rupiah memang masih akan bergerak di kisaran 14.200-14.500 untuk sementara waktu,” lanjutnya.

Kepala Pusat Studi Ekonomi dan Kebijakan Publik di Universitas Gajah Mada (UGM) Tony Prasetiantono juga menilai, kenaikan 100 bps kemarin itu tidak overdosis. “Karena tekanan terhadap rupiah memang berat, di antaranya FFR naik, harga minyak dunia naik, perang dagang berpotensi menyebabkan defisit perdagangan,” jelasnya.

Namun demikian, ia memperkirakan bahwa BI juga tidak akan menaikkan suku bunga acuan lagi pada RDG bulan ini.

“Saya duga ditahan dulu. BI pasti tidak ingin dianggap panik dan obral kenaikan suku bunga,” kata Tony kepada Kontan.co.id.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×