kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Meski Dibayangi Kenaikan Harga Pangan dan BBM, Inflasi Indonesia Diramal Terkendali


Selasa, 07 Februari 2023 / 18:27 WIB
Meski Dibayangi Kenaikan Harga Pangan dan BBM, Inflasi Indonesia Diramal Terkendali
ILUSTRASI. Tingkat inflasi Indonesia masih relatif stabil dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan bahkan negara G20.. ANTARA FOTO/Yulius Satria Wijaya/foc.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tingkat inflasi Indonesia masih relatif stabil dan cenderung rendah jika dibandingkan dengan negara-negara ASEAN dan bahkan negara G20.

Tercatat, inflasi Januari 2023 tercatat sebesar 5,28% YoY, atau lebih rendah jika dibandingkan dengan bulan Desember 2022 yang sebesar 5,51% YoY. Meski begitu, prospek inflasi ke depannya masih dibayang-bayangi oleh harga pangan, bahan bakar minyak (BBM) dan juga kenaikan harga emas meskipun masih akan cenderung terkendali.

Ekonom BNI Sekuritas Damhuri Nasution mengatakan, harga pangan sangat dipengaruhi oleh pasokan dan permintaannya. Pada akhir Februari hingga akhir April 2023, Damhuri melihat akan terjadi panen raya bahan makanan di beberapa sentra produksi sehingga pasokannya akan melimpah.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Indonesia Kuartal I 2023 Diproyeksi Melambat, Ini Penyebabnya

Pada saat yang sama, pada akhir Maret ini juga akan memasuki bulan puasa dan juga lebaran pada April 2023 yang biasanya harga kebutuhan pokok akan mengalami kenaikan yang signifikan. Hanya saja, Damhuri bilang, lantaran musim panen raya bertemu dengan bulan puasa, maka tekanan tekanan kenaikan harga akan cenderung terbatas.

"Jadi inflasi kelompok bahan makanan yang menyumbang sekitar 15% hingga 18% terhadap total inflasi akan cenderung terjaga sehubungan dengan adanya panen raya tersebut," ujar Damhuri kepada Kontan.co.id, Selasa (7/2).

Sementara itu, dirinya melihat harga BBM bersubsidi tidak mengalami perubahan dengan sumbangan terhadap inflasi adalah sekitar 3%. Dengan demikian penurunan harga minyak di pasar global dan penguatan nilai Rupiah akan cenderung membuat inflasi kelompok pengeluaran transportasi cenderung rendah.

Untuk emas, Damhuri melihat bahwa sejak November 2022 harganya terus mengalami peningkatan. Ini menyusul meningkatnya kekhawatiran sebagian pelaku pasar terhadap kemungkinan terjadinya resesi ekonomi global. Menurutnya, emas yang memiliki bobot lebih dari 1% dalam perhitungan inflasi memberikan andil inflasi pada bulan November, Desember dan Januari.

Baca Juga: Pertumbuhan Ekonomi Tahun 2022 Capai 5,31%, Tertinggi Sejak 2014

"Saat ini harga emas mulai turun seiring dengan mulai meredanya kekhawatiran terhadap resesi ekonomi dunia, sehingga dampaknya ke inflasi pun akan semakin berkurang," katanya.

Oleh karena itu, Damhuri melihat inflasi bahan makanan, BBM dan emas tampaknya akan cenderung terkendali. Dirinya juga meramal inflasi pada bulan Maret dan April 2023 akan berada kisaran 0,5% hingga 0,6% month to month (MtM).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×