Reporter: Eldo Christoffel Rafael | Editor: Handoyo .
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Perindustrian (Kemprin) memproyeksi sejumlah sektor industri manufaktur akan mengalami kenaikan pertumbuhan karena dipengaruhi momentum Pemilihan Umum (Pemilu) tahun 2019. Bahkan, beberapa investor tetap yakin menanamkan modalnya karena melihat kondisi politik dan ekonomi di Indonesia yang dinilai tetap stabil menjelang tahun politik.
Menteri Perindustrian Airlangga Hartarto menjelaskan Indonesia punya pengalaman sebelum dan pasca reformasi. Khusus dalam 20 tahun ini, Indonesia sudah empat kali Pemilu dan juga hampir setiap dua tahun ada Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada), yang seluruhnya berjalan lancar dan demokratis.
Untuk itu, Menperin meyakini, pelaksanaan Pemilu Legislatif (Pileg) dan Pemilihan Presiden (Pilpres) yang digelar serentak pada 17 April 2019, juga akan berjalan aman dan damai sehingga mendukung roda perekonomian guna mewujudkan kesejahteraan masyarakat. “Jadi, kita harus lebih optimistis, termasuk kepada para pelaku industri, supaya bisa mengambil peluang,” tegas Airlangga dalam siaran persnya, Rabu (26/4).
Airlangga menyebutkan, salah satu katalis kuat yang mampu mendongkrak pertumbuhan industri tahun depan, terutama adalah melonjaknya konsumsi makanan dan minuman (mamin) serta tekstil dan produk tekstil (TPT). “Komoditas itu yang umumnya banyak dibutuhkan saat musim kampanye,” ujarnya.
Kemprin mencatat, pada tahun 2014 dengan adanya momentum Pemilu, industri pengolahan naik menjadi 5,61% dibanding capaian tahun sebelumnya sebesar 5,45%. Adapun sektor yang menopang lonjakan tersebut, antara lain industri mamin, industri TPT, serta industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki.
“Kondisi perekonomian sekarang memang sudah jauh berbeda jika dibandingkan dengan tahun 2000-an. Artinya, ada realita norma baru. Pertumbuhan ekonomi dunia saat ini tidak lagi double digit. Rata-rata kontribusi industri manufaktur terhadap perekonomian di seluruh negara berkisar 17%,” paparnya.
Menperin memprediksi, di tahun 2019, industri pengolahan nonmigas akan tumbuh hingga 5,4% atau di atas pertumbuhan ekonomi yang dipatok pada angka 5,3%. Sektor industri yang memberi kontribusi tinggi, di antaranya industri mamin bakal tumbuh sebesar 9,86%.
Selanjutnya, pertumbuhan industri mesin diharapkan akan menembus 7%, industri TPT sebesar 5,61%, industri kulit, barang dari kulit, dan alas kaki 5,40%, serta industri barang logam, komputer, dan barang elektronika 3,81%.
“Pada tahun depan, kami juga akan genjot sektor itu agar mampu meningkatkan nilai ekspor, terutama yang punya kapasitas lebih. Selain itu dapat mendorong pengoptimalan tingkat komponen dalam negeri (TKDN),” tuturnya.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News