kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Koperasi dan UKM dorong pengembangan tambak udang melalui koperasi


Minggu, 28 Februari 2021 / 12:33 WIB
Menteri Koperasi dan UKM dorong pengembangan tambak udang melalui koperasi
ILUSTRASI. Menteri Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah (UKM) Teten Masduki


Reporter: Vendy Yhulia Susanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Koperasi dan UKM Teten Masduki mendorong pemberdayaan petani tambak udang melalui koperasi sebagai upaya untuk memulihkan perekonomian yang terdampak pandemi Covid-19.

Teten menyebut, berhimpun dalam koperasi merupakan salah satu upaya  untuk meningkatkan produktivitas tambah udang. Ia bilang, langkah awal membangkitkan dan meningkatkan produksi dilakukan dengan penguatan kelembagaan melalui koperasi dan pembiayaan.

"Pembiayaan ini juga penting dilakukan. Kita menyediakan kemudahan dengan memberikan kemudahan kredit dengan bunga hanya 3 persen, namun semua harus bernaung dalam bentuk koperasi," kata Teten dalam keterangan tertulis yang diterima Kontan.co.id, Minggu (28/2).

Baca Juga: Tahun depan, Kementerian Koperasi dan UKM akan lakukan sensus usaha mikro kecil

Teten menjelaskan, sinergi antarlembaga, masyarakat, pemerintah, serta perusahaan dapat mendorong terbentuknya sistem produksi yang baik.

"Saat ini kita dorong adanya kemitraan koperasi bagi petambak dengan penyediaan off taker atau perusahaan penjamin sehingga petambak tidak perlu memikirkan ke mana harus menjual dan hanya fokus meningkatkan produksi," ucap Teten.

Teten memberi contoh, sistem pengembangan kemitraan tambak udang telah diaplikasikan di Muara Gembong dan diharapkan sistemnya bisa direplikasi di Dipasena.

Usaha budidaya udang di kawasan Bumi Dipasena, Kecamatan Rawajitu Timur, Kabupaten Tulang Bawang, Provinsi Lampung mencakup luas area 16.000 hektare di 8 kampung. Setiap petambak memiliki potensi menghasilkan 1 ton hingga 3 ton udang dalam sehari dengan kebutuhan pembiayaan modal pembudidayaan kisaran Rp30 juta hingga Rp 50 juta per orang.

Teten mengatakan, permintaan udang khususnya jenis vaname sampai saat ini tergolong sangat tinggi terutama permintaan dari luar negeri. Udang merupakan potensi ekspor yang besar karena permintaan pasar dunia tinggi sehingga hal ini menjadi salah satu prioritas dukungan dari Kemenkop UKM.

Kemenkop UKM menyebut, ekspor udang terus naik dan tren kenaikan yang positif sekitar 21% pada tahun 2020 ketimbang tahun sebelumnya. Saat ini Indonesia merupakan pengekspor udang terbesar kelima di dunia dan pemerintah menargetkan menjadi negara penghasil udang terbesar ketiga di dunia.

“Potensi ekspor udang harus bisa dimaksimalkan dengan terus mencoba sistem pengembangan tambak udang rakyat. Korporitasasi petani, konsolidasi, dan kemitraan dengan perusahaan besar akan didorong,” ujar Teten.

Selanjutnya: Kemenkop UKM: PP Nomor 7/2021 terbit, koperasi dan UMKM akan dapat banyak kemudahan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×