Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kelautan dan Perikanan Edhy Prabowo menyemarakkan kampanye Gerakan Memasyarakatkan Makan Ikan (Gemarikan) di Junior High Global Islamic School (GIS), Jakarta Timur, Senin (25/11).
Menteri Edhy didampingi Direktur Jenderal Penguatan Daya Saing Produk Kelautan dan Perikanan (PDSPKP) Agus Suherman melakukan Safari Gemarikan di Junior High Global Islamic School (GIS), Jakarta Timur, Senin (25/11).
Baca Juga: Sambut Hari Ikan Nasional, KKP gelar makan ikan bersama ribuan pelajar & pegawai
Kegiatan tersebut dihelat dalam rangka peringatan Hari Guru Nasional melalui kegiatan Parent’s Teaching dan masih dalam suasana Hari Ikan Nasional yang jatuh pada 21 November setiap tahunnya.
Edhy mengatakan, Indonesia memiliki potensi laut yang besar namun belum dimanfaatkan secara optimal. Indonesia memiliki luas perairan 6,4 juta km2 dan panjang garis pantai 108.000 km. Dari hamparan perairan laut dan darat, Indonesia memiliki potensi lestari perikanan tangkap 12,54 juta ton/tahun.
Sementara di bidang budidaya, Indonesia memiliki potensi budidaya air tawar 2,83 juta Ha, budidaya air payau 2,96 juta Ha, dan budidaya laut 12,12 juta Ha. Namun pemanfaatan ketiganya masih sangat rendah yaitu masing-masing 10,7%, 21,9%, dan 2,7%.
“Perairan kita juga kaya akan spesies ikan. Setidaknya terdapat 8.500 spesies ikan, 555 spesies rumput laut, dan 950 spesies biota terumbu karang,” jelas Edhy seperti dikutip dari siaran pers, Senin (25/11).
Selain potensi sumber daya hayati tersebut, menurut Edhy Indonesia juga memiliki potensi pengembangan wisata bahari, deep sea water, Ocean Thermal Energy Conversion/OTEC, bioteknologi, industri maritim, jasa kelautan, produksi garam dan turunannya, serta biofarmakologi laut.
“Kekayaan sumber daya kelautan dan perikanan beragam dan melimpah di hampir sebagian besar wilayah merupakan anugerah bagi Bangsa Indonesia. Ini harus kita manfaatkan sebagai penggerak ekonomi nasional, penyedia lapangan kerja, penghasil devisa, serta pendukung terwujudnya ketahanan pangan dan gizi nasional,” paparnya.
Baca Juga: Tingkatkan mutu produk perikanan dan kelautan, BSN beri penghargaan ke KKP
Namun Menteri Edhy menyayangkan, di tengah kekayaan tersebut, saat ini masyarakat Indonesia masih menghadapi permasalahan gizi. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (2018) yang dilakukan oleh Kementerian Kesehatan, salah satu permasalahan gizi di Indonesia yaitu pertumbuhan stunting/hambatan pertumbuhan tubuh (30,8%). “Artinya, satu dari tiga Balita di Indonesia mengalami gagal tumbuh akibat kekurangan gizi kronis,” imbuhnya.
Stunting tidak hanya berpengaruh pada penurunan produktivitas namun juga berdampak pada penurunan kecerdasan dan mengakibatkan kerentanan terhadap penyakit.
Untuk itu, dalam kesempatan tersebut Menteri Edhy mengajak para siswa untuk gemar mengonsumsi ikan. Para orang tua siswa yang hadir juga diminta untuk menyediakan menu makanan sehat bagi keluarganya. Bahkan untuk menarik minat para siswa, Menteri Edhy melakukan beberapa permainan atraktif terkait ikan.
“Ikan ini mengandung protein, Omega 3 (EPA dan DHA), mineral, dan banyak vitamin yang tidak hanya baik bagi pertumbuhan tubuh, tetapi juga kecerdasan otak. Oleh karena itu, saya mengajak para siswa agar menyukai ikan dan menjadikan ikan sebagai menu wajib sehari-hari,” ucapnya.
Menteri Edhy juga menyebut, kandungan gizi pada ikan jauh lebih baik daripada kandungan pada daging merah dan ayam. Selain itu, harganya juga jauh lebih murah.
Baca Juga: Menteri KKP Edhy Prabowo kaji pembatalan reklamasi Teluk Benoa
Menteri Edhy berpendapat, mengonsumsi ikan dapat mendukung program pemerintah dalam hal perbaikan gizi masyarakat. Dari sisi suplai, total produksi perikanan Indonesia pada tahun 2018 mencapai 14,13 juta ton, belum termasuk produksi rumput laut.