kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45903,33   4,58   0.51%
  • EMAS1.318.000 -0,68%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menteri Bahlil Minta Bank Beri Dukungan Pendanaan Hilirisasi Industri


Rabu, 09 Februari 2022 / 20:13 WIB
Menteri Bahlil Minta Bank Beri Dukungan Pendanaan Hilirisasi Industri
ILUSTRASI. Menteri Investasi Bahlil Lahadalia meminta perbankan untuk melirik dan memberi dukungan pendanaan ke hilirisasi industri.


Reporter: Dendi Siswanto | Editor: Khomarul Hidayat

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Investasi/Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) Bahlil Lahadalia meminta kepada sektor perbankan untuk melirik dan memberi dukungan pendanaan bagi investor yang akan membangun pabrik di sektor industri ,khususnya sektor industri berbasis nilai tambah (hilirisasi).

“Investor dalam negeri ini rata-rata kurang mendapatkan support dari perbankan khususnya permodalan-permodalan dalam membangun pabriknya,” ujar Bahlil dalam acara Mandiri Investment Forum 2022, Rabu (9/2).

Bahlil menambahkan, investasi di industri berbasis nilai tambah atau hilirisasi terus meningkat sejak tahun 3 tahun belakangan. Padahal sebelumnya, investasi terbesar ada pada sektor transportasi hingga telekomunikasi.

“Di tahun 2019, investasi lebih banyak pada sektor transportasi, gudang dan telekomunikasi. Artinya investasi sektor industri itu tidak terlalu masif,” kata Bahlil.

Baca Juga: Kementerian Investasi Catat Realisasi Investasi pada Kuartal IV 2021 Tumbuh 12,5%

Disisi lain, Bahlil mengatakan, Indonesia harus menjalankan tranformasi ekonomi yang melakukan pendekatan kepada hilirisasi di sektor industri. Sehingga dilakukan perubahan pola dimana pemerintah mengutamakan insentif kepada investor yang menanamkan modalnya untuk melakukan hilirisasi.

“Maka kita lihat industri logam dasar dari 2019 berada di urutan nomor 4, sekarang di 2020 naik nomor 3 dan 2021 menjadi nomor 1. Naik hingga 90%. Di 2019, nilai investasi industril logam dasar hanya Rp 61 triliun, sekarang naik menjadi Rp 117,5 triliun,” katanya.

Bahlil yakin jika hal itu dilakukan, Indonesia akan menjadi salah satu negara eksportir barang-barang jadi sehingga Indonesia tidak perlu mengirim barang mentah lagi.

Baca Juga: Realisasi Investasi Sepanjang 2021 Lampaui Target Pemerintah

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×