kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Menteri Agama dicecar soal fasilitas jemaah haji


Selasa, 06 Mei 2014 / 21:34 WIB
Menteri Agama dicecar soal fasilitas jemaah haji
ILUSTRASI. Manfaat buah lobi-lobi untuk kesehatan.


Reporter: Adinda Ade Mustami | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Agama Suryadharma Ali merampungkan permintaan keterangan oleh tim penyelidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) selama sekitar 10 jam. Surya mengaku dicecar tim penyelidik ihwal proyek pengadaan haji, khususnya yang berkaitan dengan katering dan pemondokan jemaah haji.

"Jadi pada hari ini saya dimintai keterangan oleh KPK berkaitan dengan penyelenggaraan haji tahun 2012-2013. Khususnya yang berkaitan dengan pengadaan katering, pengadaan perumahan di Saudi Arab," kata Surya kepada wartawan di Kantor KPK, Jakarta, Selasa (6/5).

Lebih lanjut Surya menyebut dirinya tidak tahu-menahu apakah ada permainan di balik pengadaan perumahan bagi jamaah haji Indonesia. Namun demikian sambung dia, ia juga mengaku dipertanyakan terkait adanya pemondokan-pemondokan yang tidak layak.

"Saya tahu ada pemondokan yang jelek itu setelah melakukan evaluasi selesai penyelenggaraan ibadah haji. itu kira-kira H+4, H+5, saya lakukan evaluasi, meminta laporan dari tim perumahan, tim katering, dari komisi pengawas haji Indonesia, dari irjen, dari tim kesehatan, termasuk dari tim keamanan yang berkaitan dengan tugasnya masing-masing," tambah dia.

Menurut Surya, pihaknya terpaksa mengambil kompleks pemondokan yang ternyata tidak layak lantaran terdesak waktu dan adanya persaingan memperebutkan pemondokan rumah yang layak dengan negara-negara lain.

"Karena perumahan itu ada di satu orang yang memiliki rumah banyak itu misalnya mengatakan ini yang baik ini yang kurang baik. Kita diminta ambil semuanya atau tidak diambil semuanya, nah tim perumahan merasa terdesak, karena kita kan terikat sama waktu, sama pesaing-pesaing dari negara lain yang juga membutuhkan rumah," imbubnya.

Ia mengaku, tidak mudah mengawasi detil proyek hingga ke bawah lantaran total jamaah sekitar 194.000 orang. Oleh karena itu, ia menyerahkan semuanya kepada KPK.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×