Reporter: Hans Henricus | Editor: Djumyati P.
JAKARTA. Pantas saja Indonesia masih impor kedelai. Pemerintah mengakui lahan untuk menanam komoditas pangan itu tidak memadai.
Menteri Pertanian Suswono mengatakan idealnya untuk mencapai swasembada kedelai butuh lahan sekitar 500 ribu hektare. "Itulah yang bisa membuat tambahan agar kita tidak impor lagi," ujar Suswono usai sidang kabinet paripurna di kantor Presiden, Kamis (10/3).
Saat ini hanya tersedia sekitar 200 ribu hektare lahan kedelai di Indonesia. Makanya, pemerintah sedang berupaya menambah lahan kedelai secara bertahap pada tahun ini.
Menurut Suswono, Perum Perhutani akan menyediakan lahan seluas 100 ribu hektare di seluruh pulau Jawa untuk lahan kedelai. "Akan bekerjasama untuk tumpangsari dan kita harapkan mudah-mudahan bisa menambah," kata politisi Partai Keadilan Sejahtera itu.
Dia berharap, minat petani menanam kedelai makin meningkat seiring upaya penambahan lahan. Sebab, persoalan lahan kerap menjadi ganjalan menanam kedelai.
Selain itu, harga kedelai di tingkat internasional yang mulai melonjak dapat mendorong petani semakin banyak menanam kedelai. "Sebenarnya sangat menguntungkan dan membuat petani bergairah," katanya.
Yang jelas, penambahan lahan bisa menekan impor kedelai yang tiap tahunnya cukup besar. Suswono mengungkapkan selama Indonesia mengimpor kedelai sekitar 1,2 juta ton setiap tahunnya.
Masuknya kedelai asal luar negeri itu untuk menutup kebutuhan kedelai dalam negeri yang mencapai 2 juta ton per tahun. Adapun produksi dalam negeri hanya mampu menyediakan sekitar 800 juta ton kedelai setiap tahun.
Sementara Menteri Perdagangan Mari Elka Pangestu menambahkan impor kedelai untuk mendukung keseimbangan pasokan dan kestabilan harga dalam negeri. "Impor kedelai dari Amerika Serikat, Brazil, Argentina," kata Mari.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News