kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,52%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mensos serahkan bantuan Rp 2 miliar untuk korban banjir di Masamba


Jumat, 17 Juli 2020 / 08:32 WIB
Mensos serahkan bantuan Rp 2 miliar untuk korban banjir di Masamba
ILUSTRASI. Kondisi rumah dan mobil yang tertimbun lumpur akibat terjangan banjir bandang di Kecamatan Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan, Rabu (15/7/2020). Banjir bandang yang terjadi akibat tingginya curah hujan tersebut mengakibatkan 16 orang meningga


Reporter: Yudho Winarto | Editor: Yudho Winarto

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Sosial (Kemensos) memberi bantuan bagi warga meninggal dunia akibat banjir bandang di Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulawesi Selatan.

Menteri Sosial Juliari P Batubara menjelaskan semua korban banjir bandang harus tertangani termasuk korban yang meninggal dunia. Untuk itu, semua ahli waris korban meninggal dunia mendapatkan santunan masing - masing sebesar Rp 15 juta.

"Semua ahli waris korban akan mendapatkan santunan sebesar Rp 15 juta. Data sementara yang meninggal dunia yang telah diketemukan sebanyak 23 orang," kata Mensos Juliari P Batubara dalam siaran persnya, Kamis (16/7).

Baca Juga: 164.450 korban PHK terima bantuan sembako dari Kemensos

Untuk mempercepat proses pemberian santunan, Juliari meminta pemerintah daerah secepatnya mendata, memverifikasi dan melakukan validasi ahli waris.

"Verifikasi dan validasi dari pemerintah setempat, kalau dinyatakan clear, confirm ada suratnya, kita kasih, itu prosesnya cepat sekali lah," tambah Mantan ketua IMI dua periode ini.

Rencananya santunan akan diberikan langsung Mensos Juliari P Barubara, Jumat 17 Juli 2020.

Selain memberikan santunan, Kemensos juga memberikan bantuan berupa logistik dan makanan kepada para pengungsi.

Menurut Ari, Kemensos sudah menyetok bantuan tambahan untuk korban banjir khususnya untuk anak-anak. Dia mengatakan, pengungsi anak - anak membutuhkan asupan khusus dan beda dengan orang dewasa.

"Popok, selimut, lengkap ada kasur, yang paling penting sekarang ada makanan juga, kalau baju itu kan orang masih bisa survive, bajunya itu-itu saja," kata Juliari.

Jumlah bantuan yang disalurkan kepada korban banjir di Masamba senilai lebih dari 2 milyar rupiah yang terdiri dari bantuan 64.4 juta rupiah yang telah tersedia sejak tanggal 25 Juni. Bantuan tambahan senilai 70,5 juta rupiah pada tanggal 14 Juli 2020.  

Baca Juga: Kementerian PUPR siapkan langkah penanganan darurat banjir bandang di Luwu Utara

Santunan kematian untuk 23 orang senilai 345 juta rupiah Bantuan Perlengkapan kebersihan senilai 500 juta rupiah dan bantuan logistik tanggap darurat yang akan diberikan cash senilai 1,02 milyar rupiah.

Seperti diketahui, bencana banjir besar telah menghantam wilayah Masamba, Kabupaten Luwu Utara, Sulses pada Senin, 13 Juli 2020, sekitar pukul 20.00 WITA itu telah menyebabkan ribuan warga terdampak.

BPBD setempat mencatat Rabu sore kemarin (15/7), pascabanjir sebanyak 156 KK (655 jiwa) mengungsi dan 4.202 KK (15.994 jiwa) terdampak.

Sedangkan kerugian material tercatat 4.930 unit rumah terendam, 10 unit rumah hanyut, 213 unit rumah tertimbun pasir bercampur lumpur, 1 Kantor koramil 1403-11 terendam air dan lumpur ketinggian 1 meter, jembatan antar desa terputus dan jalan lintas provinsi tertimbun lumpur setinggi 1 hingga 4 m.

BPBD Kabupaten Luwu Utara dan instansi terkait telah melakukan upaya penanganan darurat, seperti evakuasi dan pencarian korban, kaji cepat kebutuhan, penanganan penyintas dan operasional pos komando.

Di samping itu, alat berat berupa 4 unit eksavator dikerahkan untuk membersihkan lumpur di Kecamatan Masamba, dan 6 unit di Kecamatan Baebunta.

Baca Juga: Sigi di Sulteng kembali diguncang gempa 5,2 SR, tidak berpotensi tsunami

Banjir bandang disebabkan hujan dengan intensitas tinggi sejak dua hari terakhir sebelum bencana.

Lalu menyebabkan Sungai Rongkong, Sungai Meli dan Sungai Masamba meluap hingga terjadi banjir tanah longsor di beberapa desa dalam wilayah kabupaten itu membuat pemukiman penduduk, lahan pertanian dan fasilitas umum serta fasilitas sosial terendam banjir disertai lumpur.

Tidak hanya lumpur yang merendam rumah warga dan pusat perekonomian kota, batang pohon dan kayu diduga dari pembalakan hutan secara ilegal juga ikut masuk ke pemukiman warga hingga menutup permukaan air di sungai setempat.

Tim SAR gabungan hingga kini masih berupaya untuk menemukan korban yang belum ditemukan.

Tim melakukan evakuasi sehari setelah bencana terjadi. Proses pencarian korban lainnya sempat ditunda semalam karena kondisi medan ke lokasi cukup sulit dijangkau.

Basarnas Makassar membagi tim menjadi kelompok kecil untuk memudahkan proses pencarian. Sebagiannya ditugaskan membantu tim SAR gabungan lainnya yang untuk mengidentifikasi korban.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×