CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.470.000   4.000   0,27%
  • USD/IDR 15.946   -52,00   -0,33%
  • IDX 7.161   -53,30   -0,74%
  • KOMPAS100 1.094   -8,21   -0,74%
  • LQ45 872   -4,01   -0,46%
  • ISSI 216   -1,82   -0,84%
  • IDX30 446   -1,75   -0,39%
  • IDXHIDIV20 540   0,36   0,07%
  • IDX80 126   -0,84   -0,67%
  • IDXV30 136   0,20   0,15%
  • IDXQ30 149   -0,29   -0,20%

Menkeu: Semua negara berkembang alami perlambatan


Senin, 13 Oktober 2014 / 13:13 WIB
Menkeu: Semua negara berkembang alami perlambatan
ILUSTRASI. Sinopsis film horor Sewu Dino yang jumlah penonton sudah menembus angka 3 juta.


Reporter: Margareta Engge Kharismawati | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Pemerintah baru saja menghadiri pertemuan tahunan International Monetary Fund (IMF) dan Bank Dunia di Washington Amerika pada 8-12 Oktober 2014. Menteri Keuangan Chatib Basri mengatakan kesimpulan dari pertemuan tersebut adalah semua negara berkembang mengalami perlambatan ekonomi.

Menurut Chatib, ekonomi negara Afrika Selatan hanya tumbuh 1,8%, Brazil dalam resesi, dan Turki dengan pertumbuuhan sekitar 3%. Ada tiga negara yang dianggap baik performanya yaitu Indonesia, India, dan China.

"Mereka mengganggap 5,1% pertumbuhan Indonesia sekarang tinggi," ujar Chatib yang ditemui di Kementerian Keuangan Jakarta, Senin (13/10).

Dirinya menjelaskan, kecenderungan saat ini dunia memasuki era di mana negara berkembang mengalami pertumbuhan yang lebih lambat. Bukan hanya untuk tahun ini saja, Mantan Kepala Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM) ini mengaku perlambatan juga akan terjadi pada tahun depan.

Maka dari itu, target pertumbuhan sebesar 5,8% dalam Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2015 tidaklah mudah. Investasi masih terkendala dengan tingkat bunga yang relatif tinggi.

Di sisi lain, meskipun rupiah melemah dan ekspor bisa naik namun belum tentu mendongkrak ekspor. Dengan melemahnya ekonomi China, permintaan akan ekspor juga turun. China memegang peranan penting karena menjadi negara tujuan ekspor terbesar Indonesia.

Namun, "Nanti saya yakin pemerintahan pak Jokowi tahu caranya bisa mencapai target 5,8%," tandasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×