kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.326.000 0,53%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkeu rilis skenario terbaru pertumbuhan ekonomi 2020, ini kata ekonom Bank Permata


Minggu, 22 Maret 2020 / 16:14 WIB
Menkeu rilis skenario terbaru pertumbuhan ekonomi 2020, ini kata ekonom Bank Permata
ILUSTRASI. Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati.


Reporter: Bidara Pink | Editor: Herlina Kartika Dewi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pertumbuhan ekonomi Indonesia tahun ini berada dalam bayang-bayang merebaknya Covid-19. Tak tanggung-tanggung, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati sampai menyusun beberapa skenario terkait pertumbuhan ekonomi di tahun 2020.

Sri Mulyani mengatakan, dampak wabah corona terhadap perekonomian diperkirakan masih dapat teratasi sehingga ekonomi tumbuh di atas 4% tahun ini. Namun pada skenario yang lebih berat, pertumbuhan ekonomi diproyeksi bisa hanya 2,5% hingga bahkan 0% pada tahun ini.

Baca Juga: Ekonom ini proyeksikan ekonomi bisa tumbuh 4,3% jika corona selesai akhir kuartal II

Menurut Ekonom Bank Permata Josua Pardede, pertumbuhan ekonomi dalam skenario yang terberat tersebut disebabkan oleh penyebaran Covid-19 yang semakin luas, sehingga berpotensi mengganggu kegiatan konsumsi masyarakat.

"Pasalnya, kondisi tersebut berpotensi menyebabkan adanya layoff dan inflasi yang terlalu tinggi, maka daya beli masyarakat dapat berkurang drastis. Ini pun mendorong menurunnya pertumbuhan konsumsi rumah tangga," kata Josua kepada Kontan.co.id, Minggu (22/3).

Apalagi, seperti yang diketahui bahwa proporsi konsumsi rumah tangga terhadap pertumbuhan domestik adalah lebih dari 50%. Bahkan, di sepanjang tahun lalu, kontribusi sektor tersebut adalah sebesar 56,62%.

Selain itu, hal lain yang memenuhi asumsi menkeu tersebut adalah, adanya potensi perlambatan investasi. Namun, ini dengan asumsi terjadi lockdown yang berkepanjangan di Indonesia sehingga aktivitas produksi terhambat atau bahkan berhenti.

Meski begitu, Josua melihat di tengah melambatnya sebagian sektor, sektor yang masih berpotensi untuk tumbuh dalam penyebaran Covid-19 dan menyokong pertumbuhan ekonomi adalah industri manufaktur, industri obat, serta jasa kesehatan. Hanya saja, ketiga sektor tersebut dipandang hanya punya proporsi yang relatif rendah, yaitu 9,18% dari total PDB.

Baca Juga: Waduh, BI pangkas proyeksi pertumbuhan ekonomi Indonesia jadi 4,2%-4,6%

Akan tetapi, Josua juga melihat adanya potensi peningkatan di sektor komunikasi apabila Indonesia benar-benar menerapkan lockdown. Pasalnya, di saat mobilitas masyarakat dibatasi akibat virus, masyarakat akan mengambil alternatif internet sebagai sarana hiburan. Sayangnya, sektor ini hanya mempunya proporsi 3,96% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×