kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menkeu proyeksi defisit neraca berjalan 2014 2,5%


Jumat, 10 Januari 2014 / 15:42 WIB
Menkeu proyeksi defisit neraca berjalan 2014 2,5%
ILUSTRASI. Kode Redeem FF dan Free Fire MAX Agustus 2022, Mau Klaim Sekarang? Ini Caranya


Reporter: Asep Munazat Zatnika | Editor: Dikky Setiawan

JAKARTA. Menteri keuangan Chatib Basri mengatakan, persoalan defisit neraca transaksi berjalan atau current account deficit (CAD), sedikit banyak telah diselesaikan oleh pemerintah.

Hal itu ditunjukkan dengan keputusan Bank Indonesia yang mempertahankan tingkat suku bunga acuan alias Bi rate di level 7,5% pada bulan Januari 2014 ini.

Bahkan, Chatib optimistis pada tahun 2014 ini CAD Indonesia bisa terus turun hingga mencapai 2,5% terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).

Chatib juga bilang, dengan kebijakan BI rate tersebut, menandakan berbagai kebijakan yang telah dilakukan pemerintah sudah cukup efektif untuk menekan CAD. “Jadi, dengan kondisi seperti itu, BI rate tidak perlu naik,” ujar Chatib, Jumat (10/1)

Sebelumnya BI juga memperkirakan CAD akan mencapai US$ 30 miliar hingga akhir 2013. Itu artinya, pada kuartal IV tahun 2013 perkiraan CAD defisitnya di bawah 7 miliar.

Pada kuartal III 2013, current account deficit Indonesia berada di level US$ 8,4 miliar, atau sekitar 3,8% dari Produk Domestik Bruto (PDB).

Sedangkan pada kuartal pertama nilainya lebih besar yaitu sebesar US$ 9,9 miliar, atau sebesar 4,4% dari PDB. Seperti diketahui, menurut Badan Pusat Statistik (BPS) neraca perdagangan pada bulan November 2013 mengalami surplus sebesar US$ 776,8 juta

Selain itu, Chatib yakin, neraca perdagangan yang menyumbang terhadap CAD akan mengalami perbaikan. Menurutnya, nilai ekspor akan semakin membaik, impor juga akan menurun.

Ia beralasan, kondisi itu akan didukung oleh berbagai kebijakan yang sudah diterbitkan pemerintah. Antara lain, aturan Pajak Penghasilan (PPh) Pasal 22 dan efek positif pembebasan bea masuk atas barang Impor untuk tujuan Ekspor (KITE) sudah bisa dirasakan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×