Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan
JAKARTA. Peringkat daya saing global Indonesia berdasarkan laporan World Economic Forum (WEF) berada di peringkat 34. Peringkat Indonesia tersebut naik empat peringkat dari peringkat 38 tahun lalu.
Menteri Keuangan (Menkeu) M Chatib Basri mengapresiasi cenderung membaiknya peringkat daya saing Indonesia tersebut. Akan tetapi, menurut dia posisi daya saing itu tidak ada kaitannya dengan "Jokowi Effect".
"Alhamdulillah, bagus. Daya saing tidak ada kaitannya dengan itu (Jokowi Effect), kalau portfolio bisa," kata Chatib di Gedung DPR, Rabu (3/9).
Lebih lanjut, Chatib memaparkan daya saing sebuah negara dapat erat kaitannya dengan membaiknya infrastruktur. "Daya saing pasti berkaitan dengan infrastruktur yang lebih baik atau stream lining regulation yang lebih baik," jelasnya.
Tiap tahun WEF merilis nilai negara berdasarkan 12 faktor. Faktor-faktor ini misalnya infrastruktur, pendidikan dan pelatihan, efisiensi pasar tenaga kerja, kesiapan teknologi dan inovasi. Tujuannya adalah untuk menghasilkan gambaran yang bisa diperbandingkan dalam hal daya saing, produktivitas dan kesejahteraan di 144 negara.
Swiss masih merajai peringkat negara dengan daya saing tertinggi di dunia. Menurut laporan The Global Competitiveness Report 2014-2015 keluaran World Economic Forum, Swiss dan Singapura bertahan di peringkat pertama dan kedua daftar ini. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News