kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.308.000 -0,76%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Menkes: Butuh 3,5 tahun untuk selesaikan proses vaksinasi corona di dunia


Sabtu, 02 Januari 2021 / 12:55 WIB
Menkes: Butuh 3,5 tahun untuk selesaikan proses vaksinasi corona di dunia
ILUSTRASI. Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin memaparkan kesiapan vaksin dan ketersediaan layanan kesehatan di Kantor Presiden, Jakarta,?Selasa (29/12/2020).


Sumber: Kompas.com | Editor: Tendi Mahadi

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Menteri Kesehatan (Menkes) Budi Gunadi Sadikin mengatakan, setidaknya membutuhkan waktu selama 3,5 tahun untuk dapat menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19 di dunia. 

Hal itu berdasarkan perhitungan pemerintah terhadap jumlah sasaran vaksinasi untuk mencapai kekebalan komunitas atau herd immunity. "Kira-kira butuh waktu 3,5 tahun untuk vaksinasi semuanya," ujar Budi dikutip dari siaran pers di laman resmi Kemenkes, dikutip Kompas.com Sabtu (2/1). 

Budi menjelaskan, untuk mencapai kekebalan kelompok pemerintah telah menyiapkan sebanyak 426 juta dosis vaksin untuk 181 juta penduduk Indonesia. Sesuai dengan standar dari WHO, nantinya setiap penduduk akan dilakukan dua kali penyuntikan. "Kami menyiapkan buffer stock sebanyak 15%. Jadi total yang kita butuhkan sekitar 426 juta dosis vaksin," kata Budi Gunadi. 

Baca Juga: Ini alasan Pemprov DKI masih terapkan kebijakan belajar dari rumah di semester depan

"Dengan kalkulasi tersebut, diperkirakan waktu yang diperlukan 3,5 tahun untuk menyelesaikan proses vaksinasi Covid-19," tuturnya. 

Lebih lanjut, pihaknya merinci pembelian vaksin oleh Pemerintah Indonesia berasal dari lima jalur. Sebanyak empat jalur berasal dari kerja sama bilateral dengan empat produsen yaitu Sinovac dari China, Novavax dari Kanada-Amerika, Pfizer dari Jerman-Amerika dan AstraZeneca dari Swiss-Inggris. 

Kemudian, satu jalur lain berasal dari kerja sama multilateral yakni COVAX/GAVI dari aliansi vaksin GAVI dengan didukung WHO dan CEPI. 

Budi menegaskan, komunikasi terus dilakukan secara intens, mengingat saat ini vaksin menjadi komoditas yang paling diperebutkan oleh seluruh negara di dunia. "Karena memang ini belum ada barangnya, kita harus siap-siap. Jadi ada isu kemanusiaan di sini, itu sebabnya kita agresif mencari vaksin, meski vaksinnya belum terbukti kita sudah DP duluan. Kenapa? Karena nanti kita nggak kebagian," ucapnya. 

Pemerintah berharap vaksin-vaksin tersebut segera tiba di Indonesia, sehingga bisa segera dilakukan penyuntikan bagi 181 juta penduduk Indonesia terutama bagi para tenaga kesehatan yang selama 10 bulan ini telah berjuang di garda terdepan penanganan Covid-19. Atas kerja keras dan perjuangan yang diberikan, Menkes menyampaikan ucapan terima kasih serta berkomitmen untuk memberikan jaminan perlindungan dan keselamatan selama mereka bertugas. 

Baca Juga: Menkes: Vaksin sudah bisa didistribusikan sebelum masyarakat masuk kerja di Januari

"Terima kasih teman-teman telah berjuang merawat pasien, saya sendiri merasakan ternyata memakai APD itu lama dan panas, bukanya juga susah mesti mandi juga agar aman, saya terus terang bangga dengan perjuangan teman-teman," ucap Budi. 

Baru-baru ini, Budi beserta tim Kemenkes menggelar rangkaian inspeksi mendadak (sidak) ke sejumlah rumah sakit. Rangkaian sidak tersebut dalam rangka melihat kesiapan rumah sakit dalam pelaksanaan vaksinasi sekaligus penanganan Covid-19. 

Budi menyampaikan bahwa vaksinasi Covid-19 tahap pertama akan diprioritaskan bagi tenaga kesehatan serta petugas pelayanan publik. Sementara, tahap kedua untuk masyarakat rentan di daerah dengan risiko penularan tinggi dan masyarakat lainnya dengan pendekatan kluster serta ketersediaan vaksin. 

Baca Juga: Keterisian tempat tidur pasien corona di rumah sakit di Depok sudah di atas 80%

Untuk itu, ia ingin memastikan seluruh RS siap melakukan penyuntikan vaksin. "Kenapa saya datangnya ke rumah sakit, bukan ke perusahaan farmasi. Karena saya mau melihat siap tidak, senjatanya cukup atau tidak," kata Budi. 

Dia pun mengingatkan, di tengah kabar baik kedatangan vaksin Covid-19 di Indonesia, protokol kesehatan 3M harus terus ditegakkan oleh masyarakat tanpa terkecuali. "Sebab itu merupakan kunci untuk memutus mata rantai penularan Covid-19," kata dia. (Dian Erika Nugraheny)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Menkes: Butuh 3,5 Tahun Selesaikan Vaksinasi Covid-19 di Indonesia"

Selanjutnya: Corona Indonesia, Jumat (1/1): Bertambah 8.072 kasus baru, jangan lupa cuci tangan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Practical Business Acumen Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×