Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Yudho Winarto
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Juru Bicara Indonesia Investment Authority (INA) Masyita Crystallin menjelaskan, INA adalah suatu lembaga investasi sui generis dan melakukan investasi dengan ko-investasi dengan mitra investor, baik dalam maupun luar negeri. Tujuan investasi Sovereign Wealth Fund (SWF) asli Indonesia itu yakni mengelola aset domestik yang dianggap perlu untuk dilakukan pembangunan.
Ada dua jenis investasi yang dapat dilakukan, melalui master fund maupun thematic fund. Thematic fund dibuat secara khusus untuk melakukan investasi di jenis aset tertentu, mengingat tiap investor memiliki appetite resiko dan pilihan aset yang berbeda-beda.
Masyita memberikan contoh, misalnya ada investor yang memang khusus melihat pelabuhan atau bandara, maka INA akan melakukan matching antara berbagai tipe investor dan aset dalam masing-masing thematic fund.
Baca Juga: Uni Emirat Arab akan menyuntik Rp 144,71 triliun, INA angkat suara
“Mengenai mekanisme teknis dalam masing-masing thematic fund akan disesuaikan dengan jenis aset dan investasinya, tentu dengan mengikuti standar internasional dengan tata kelola yang baik, transparan dan akuntabel,” kata Juru Bicara INA kepada Kontan.co.id, Senin (29/3).
Masyita menambahkan, INA juga dapat menjadi salah satu channel investasi ke Indonesia, selain channel investasi yang sudah ada, seperti melalui saham, obligasi, pinjaman atau financing, skema KPBU maupun investasi langsung lainnya.
“Investasi adalah bagian yang sangat penting dalam usaha untuk meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan penciptaan lapangan kerja. Selain itu, aliran modal asing juga sangat positif bagi negara dengan current account deficit seperti Indonesia,” ujar dia.
Adapun dari sisi permulaan, pemerintah Indonesia telah melakukan injeksi modal kepada INA sebesar Rp 15 triliun dan akan ditingkatkan menjadi Rp 75 triliun di tahun 2021 sebagai basis penyertaan modal INA pada berbagai fund yang akan dibentuk.
“Modal INA tentu akan berkembang sesuai dengan perkembangan portfolio INA ke depan,” ujar Masyita.
Sebagai info, teranyar pemerintah United Arab Emirates atau Uni Emirat Arab (UEA) berencana akan berinvestasi pada INA. Melansir Emirates News Agency, negara di Timur Tengah akan menyuntikkan dana sebesar US$10 miliar, atau setara dengan Rp 144,71 triliun apabila menggunakan kurs rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) pada penutupan harga Jumat (26/3).
Baca Juga: Alhamdulillah, UEA siap investasi US$ 10 miliar di proyek INA
Informasi tersebut disampaikan oleh Putra Mahkota Abu Dhabi Mohamed bin Zayed. Rencananya, dana segar tersebut akan difokuskan pada sektor-sektor strategis di Indonesia, seperti infrastruktur, jalan, pelabuhan, pariwisata, pertanian, dan sektor-sektor lain mendorong pertumbuhan ekonomi dan kesejahteraan sosial.
“Kami menyambut baik pengumuman dari pemerintah UAE yang menunjukkan komitmen untuk mendukung kemajuan dan pembangunan Indonesia melalui kerja sama dengan INA,” kata Masyita.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News