kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45898,78   -24,72   -2.68%
  • EMAS1.319.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Mengantar Masyarakat Papua dan Papua Barat Bermigrasi ke Era Digital


Jumat, 29 April 2022 / 09:01 WIB
Mengantar Masyarakat Papua dan Papua Barat Bermigrasi ke Era Digital


Reporter: Tim KONTAN | Editor: Ridwal Prima Gozal

KONTAN.CO.ID - Jhon tidak bisa menyembunyikan rasa senangnya. Warga Desa Jember, Distrik Kowe, Kabupaten Keerom, Provinsi Papua, ini sekarang sudah bisa berselancar di dunia maya dari kampungnya yang terletak di pedalaman.

Sebelumnya, untuk mendapatkan sinyal saja, Jhon harus berjalan kaki selama satu hari. "Setelah ada tower BTS (base transceiver station) di kampung kami, saya bisa komunikasi dan main Facebook," katanya senang.

Bukan cuma itu, Jhon bahkan bisa berkomunikasi langsung dengan Menteri Komunikasi dan Informatika Johnny G. Plate melalui panggilan video pada 21 April 2022 lalu berkat keberadaan BTS 4G di Desa Jember.

Dan, BTS 4G yang ada di Desa Jember bukan satu-satunya yang pemerintah pusat bangun di pedalaman Provinsi Papua dan Papua Barat. Untuk tahap pertama saja, lewat Badan Aksesibilitas Telekomunikasi dan Informasi Kementerian Komunikasi dan Informatika (BAKTI Kominfo), pemerintah bakal membangun 2.765 BTS 4G. Perinciannya: 2.220 di Papua dan 545 di Papua Barat.

Menteri Kominfo mengatakan, keberadaan BTS 4G di daerah 3T atawa terdepan, terpencil, dan tertinggal untuk mengantar masyarakat Papua dan Papua Barat bermigrasi ke era digital. "Agar secara bersama-sama dengan saudara-saudara dari provinsi lain di Indonesia setara dan sederajat dengan bangsa-bangsa lain di dunia," tegas Johnny.

BAKTI Kominfo pun bertekad bakal menuntaskan pembangunan ribuan BTS 4G tahap pertama di Papua dan Papua Barat hingga akhir tahun ini, meskipun banyak tantangan mengadang. "Kami ingin menorehkan sejarah agar Indonesia benar-benar bisa merdeka secara sinyal internet," ungkap Direktur Utama BAKTI Kominfo Anang Latif.

Hanya, tentu saja, pembangunan BTS 4G di Papua dan Papua Barat bukan merupakan proses yang mudah. Dan, proses ini juga melibatkan pemerintah daerah, termasuk pemerintah desa, yang ada di kedua provinsi paling timur Indonesia tersebut. "Peran rekan-rekan di pemerintah daerah dan desa tidak kecil, justru menjadi kunci inti kemudahan fasilitas yang disiapkan oleh pemerintah pusat," ujar Anang.

Proyek BTS 4G di Papua dan Papua Barat, dia menegaskan, sudah menjadi komitmen Presiden Joko Widodo melalui arahan pada 3 Agustus 2020 lalu, bagaimana kesenjangan khususnya konektivitas digital bisa tuntas di seluruh Indonesia. "Bagaimana memastikan tidak ada satu orang pun yang tertinggal di Indonesia. Karena itu, pemerintah berkomitmen untuk melakukan transformasi digital," ujarnya.

Saat ini, ribuan masyarakat di pedalaman Papua dan Papua Barat sudah bisa menikmati sinyal internet. Sebab, dari 1.917 BTS 4G yang sudah berdiri, hingga 20 April lalu, 509 di antaranya telah beroperasi alias on air.

Termasuk, BTS 4G yang ada di Distrik Bime, Kabupaten Pegunungan Bintang, Provinsi Papua. Populasi di kecamatan yang berada di ketinggian 1.500-2.000 meter di atas permukaan laut ini sekitar 2.300 orang.

Sekretaris Distrik Bime Nerius Wisal bilang, sebelum ada sinyal, untuk berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat yang ada di kota seperti Jayapura, warga harus ke Oksibil, ibu kota Pegunungan Bintang. Padahal, jaraknya sangat jauh, sekitar 3 hari berjalan kaki.

Kini, sejak ada tower BTS 4G, warga Bime tidak perlu jauh-jauh lagi ke Oksibil untuk berkomunikasi dengan keluarga atau kerabat di kota, bisa lewat aplikasi WhatsApp. Bahkan, aparat desa dan distrik serta guru sangat terbantu dengan keberadaan infrastruktur telekomunikasi itu. "Misalnya, untuk menyampaikan laporan dana desa ke dinas terkait. Guru juga bisa dengan mudah melaporkan hasil ujian ke dinas," kata Nerius.

Yulianus, Kepala Sekolah SD Bias di Desa Bias, Distrik Towe, Kabupaten Keerom, mengungkapkan, masyarakat sangat senang dengan keberadaan tower BTS 4G. "Tidak hanya bisa berkomunikasi, sekarang masyarakat juga bisa belajar hal-hal yang tidak pernah diketahui sebelumnya lewat internet," sebutnya.

Masyarakat di pedalaman Papua dan Papua Barat, Yulianus mengatakan, sangat ketinggalan dalam hal pembangunan. "Dengan ada tower BTS, masyarakat bisa merasakan pembangunan meski sedikit," ujar dia, yang juga membantu mengajar di SD yang ada di Distrik Murkim, Kabupaten Pegunungan Bintang, karena letaknya berdekatan.

Memang, Anang mengungkapkan, sebagian besar masyarakat Papua dan Papua Barat agak terlambat mendapatkan sentuhan dari operator telekomunikasi. "Dan tentunya, pemerintah perlu hadir untuk menutupi kesenjangan tersebut," tegasnya.

Tahun depan, BAKTI Kominfo akan menyiapkan satelit Satria untuk mendukung BTS 4G yang ada di pedalaman Papua dan Papua Barat dengan kapasitas yang sangat memadai. Dengan begitu, akses internet bisa semakin lancar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
EVolution Seminar Supply Chain Management on Sales and Operations Planning (S&OP)

[X]
×