kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.894.000   23.000   1,23%
  • USD/IDR 16.435   -10,00   -0,06%
  • IDX 7.141   34,56   0,49%
  • KOMPAS100 1.040   6,83   0,66%
  • LQ45 812   5,50   0,68%
  • ISSI 225   1,86   0,83%
  • IDX30 424   3,56   0,85%
  • IDXHIDIV20 510   8,47   1,69%
  • IDX80 117   0,83   0,71%
  • IDXV30 122   2,00   1,67%
  • IDXQ30 139   1,66   1,21%

Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Reformasi Pajak dan Layanan Publik


Senin, 19 Mei 2025 / 18:25 WIB
Mendorong Pertumbuhan Ekonomi Melalui Reformasi Pajak dan Layanan Publik
ILUSTRASI. Ekonom INDEF Berly Martawardaya menjawab pertanyaan pers di Hotel Akmani, Jakarta pada Rabu (27/9)


Reporter: Indra Khairuman | Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kondisi perekonomian Indonesia sekarang sedang menghadapi berbagai tantangan struktural, termasuk pentingnya sektor informal dan kebutuhan untuk memperkuat kebijakan fiskal. Perubahan menuju sistem pajak yang lebih efektif dan peningkatan layanan publik yang lebih baik menjadi faktor kunci, di tengah dampak situasi global terhadap pertumbuhan ekonomi domestik.

Berly Martawardaya, Ekonom dari Institute for Development of Economics and Finance (INDEF), menjelaskan bahwa Indonesia harus mempertimbangkan untuk memposisikan diri sebagai negara dengan sistem perpajakan yang lebih tinggi dan penyediaan layanan publik yang lebih berkualitas, seperti yang diterapkan oleh negara-negara OECD.

Berly juga menekankan pentingnya memahami kondisi ekonomi global yang berdampak pada Indonesia, termasuk dampak dari konflik di Ukraina serta ketegangan antara Amerika Serikat (AS) dan China.

Berdasarkan analisisnya, Berly mencatat bahwa pertumbuhan ekonomi Indonesia menunjukkan penurunan, dengan angka pertumbuhan terendah sejak pandemi, yaitu 4,8%.

Baca Juga: Lewat Deregulasi, Kemenkeu Pastikan Restitusi dan Pemeriksaan Pajak Lebih Sederhana

“Jadi, pertumbuhan ekonomi 4,8%, inflasi 1,4%, berarti minimal dengan effort yang sama, harusnya panjang bisa naik 6,2%,” ujar Berly dalam acara diskusi yang diselenggarakan oleh IKPI, Senin (19/5).

Berly juga menekankan bahwa sektor informal masih mendominasi ekonomi, yang menjadikan peningkatan pajak sebagai tantangan tersendiri.

“Sebagian besar adalah sektor informal,” tegasnya. Ini menunjukkan bahwa banyak pelaku usaha dalam sektor ini tidak memenuhi kewajiban untuk membayar pajak secara penuh.

Di sisi lain, Berly menjelaskan bahwa belanja anggaran pemerintah semakin mengecil dan berdampak negatif pada pertumbuhan ekonomi.

“Jadi peran pemerintah justru menjadi penting di perubahan ekonomi,” tegas Berly.

Baca Juga: Ditekan PHK dan Pelemahan Daya Beli, Ekonomi Kuartal II Diperkirakan Seret

Hal ini menandakan bahwa pemerintah harus meningkatkan perannya untuk mendukung oertumbuhan ekonomi melalui kebijakan yang lebih efektif.

Ia menegaskan bahwa investasi di sektor tertentu  mengalami penurunan, yang bisa menghambat pertumbuhan ekonomi di masa mendatang.

Dalam konteks ini, Berly menekankan pentingnya kerja sama antara pemerintah dengan sektor swasta untuk menciptakan lingkungan yang lebih kondusif bagi investasi.

“Jadi, harus diskusi dengan ahli-ahli pajak, para senior-senior yang berada di pajak,” tambahnya.

Dengan pendekatan yang tepat, diharapkan Indonesia bisa mengatasi tantangan yang ada dan bisa mencapai pertumbuhan ekonomi yang lebih baik ke depannya.

Baca Juga: Ekonomi Lesu, Reformasi Pajak Tak Cukup Angkat Tax Ratio Indonesia

Selanjutnya: Dorong Pertumbuhan Ekonomi, Indonesia Perlu Perbaiki Iklim Investasi

Menarik Dibaca: Perluas Jaringan Distribusi Pemesanan Properti, OYO Luncurkan SuperAgent

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
[Intensive Workshop] AI-Driven Financial Analysis Thrive

[X]
×