Reporter: Leni Wandira | Editor: Herlina Kartika Dewi
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kelangkaan dan kenaikan harga beras premium saat ini terjadi tengah menjadi sorotan. Penyaluran bantuan sosial yang masif pun dituding sebagai pemicu munculnya fenomena itu.
Anggota Obudsman periode 2016-2021, Alamsyah Saragih menyebutnya sebagai belanja bansos nonsistemik yang terjadi secara masif di masa paceklik.
Menurutnya, belanja bansos sporadik itu akan mengganggu stok di pasar sehingga terjadi tantrum di market. Terutama retail modern yang notabenenya stok mereka sudah terencana.
"Jika dibiarkan ini akan mempengaruhi harga di pasar tradisional juga," kata Alamsyah, yang merupakan mantan anggota ombudsman bagian pengawasan kebijakan pangan saat dihubungi Kontan.co.id, di Jakarta, Selasa (13/2).
Baca Juga: Bulog Tambah Pasokan Stok Beras SPHP, Peritel Boleh Beli Tanpa Dibatasi Kuota
Di sisi lain, kata dia, gangguan perebutan stok antara pengusaha ritel modern dengan pemerintah untuk stok dan juga pemenuhan program yang sudah dijanjikan bersifat temporer dan bukan fundamental.
Alamsyah bilang, kemungkinan yang fundamental selain El Nino di 2023, adalah kenaikan harga dan kelangkaan pupuk dan obat di masa tanam 2023.
"Sehingga, meski luas tanam yang terdata hanya berkurang sedikit, tapi produktivitas menurun lumayan berarti," sambung dia.
Tapi hal itu sudah diatasi pemerintah dengan impor beras dalam jumlah yang cukup memadai.
Alamsyah menilai Perum Bulog berperan penting mengatasi kelangkaan dan kenaikan beras premium ini di beberapa gerai ritel modern.
"Stok di PIBC yang mencapai 30.000 ton saya kira cukup untuk pasok pasar retail modern yang kekurangan stok. Asal mereka mau tak ambil margin terlalu tinggi. Saya kira Bulog bisa memediasi ini," jelasnya.
Baca Juga: Harga Beras Meroket dan Stok Langka Dipicu Bansos Pangan? Ini Kata Bulog
Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog, Bayu Krisnamurthi membantah kenaikan harga dan kelangkaan stok beras di retail modern disebabkan penyaluran bantuan sosial pangan beras yang berlebihan.
Bayu mengatakan, bantuan pangan beras tidak memengaruhi kekurangan stok beras murah atau beras program Stabilitas Pasokan Harga Pangan (SPHP).
"Saya jawab tidak! Kenapa? Karena baik SPHP maupun bantuan pangan direncanakan bersama-sama dan dialokasikan bersama," kata Bayu dalam diskusi media bersama Bulog, Selasa (13/2).
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News