kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.539.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.740   20,00   0,13%
  • IDX 7.492   12,43   0,17%
  • KOMPAS100 1.159   4,94   0,43%
  • LQ45 920   6,72   0,74%
  • ISSI 226   -0,39   -0,17%
  • IDX30 475   4,06   0,86%
  • IDXHIDIV20 573   5,12   0,90%
  • IDX80 133   0,95   0,72%
  • IDXV30 141   1,37   0,98%
  • IDXQ30 158   1,02   0,65%

Menakar Dampak RUU PPSK Bagi Ketahanan Perbankan Nasional


Selasa, 06 Desember 2022 / 21:53 WIB
Menakar Dampak RUU PPSK Bagi Ketahanan Perbankan Nasional
ILUSTRASI. Layanan nasabah di Kantor Cabang Utama Bank Jateng Jalan Pemuda Nomor 142 Semarang, Selasa (11/2/2014) Menakar Dampak RUU PPSK Bagi Ketahanan Perbankan Nasional.


Reporter: Noverius Laoli | Editor: Noverius Laoli

KONTAN.CO.ID -  JAKARTA. Pada penghujung tahun 2022 ini, masyarakat sibuk memperbincangkan keberlangsungan koperasi. Hal ini lantaran kehadiran Rancangan Undang-Undang (RUU) Pengembangan dan Penguatan Sektor Keuangan (PPSK). 

Dengan adanya hal tersebut, maka koperasi simpan pinjam (KSP) bisa mendapatkan perlakuan yang sama dengan bisnis di sektor keuangan lainnya.

Praktisi perbankan, Abiwodo mengatakan bahwa adanya RUU PPSK membuat koperasi mendapatkan pengawasan langsung dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK). 

Hal tersebut menimbulkan pro dan kontra di kalangan masyarakat. Sebagian masyarakat menganggap hal tersebut sangat baik bagi keberlangsungan koperasi.

Baca Juga: Asosiasi dan Pebisnis Kripto Beri Masukan untuk RUU Omnibus Law Sektor Keuangan

“Di sisi lain, ada sebagian masyarakat yang menolak bahkan menentang wacana tersebut. Mengenai alasan yang mendasarinya pun juga beragam. Adapun salah satu alasannya yaitu kemunculan RUU PPSK dinilai bertentangan dengan peraturan koperasi yang berlaku di Indonesia,” kata Abiwodo dalam keterangannya, Selasa (6/12).

Terkait dengan pro dan kontra dalam masyarakat tersebut, adanya RUU PPSK jelas berdampak bagi perbankan. Hal ini karena RUU PPSK memungkinkan koperasi memperoleh perlakuan setara dengan semua bisnis yang bergerak dalam sektor keuangan. Tak terkecuali perbankan, asuransi, hingga fintech.

Karena mendapatkan perlakuan atau pengawasan yang sama, maka koperasi sudah tak lagi merasakan diskriminasi. Selama ini koperasi dianggap mendapatkan perlakuan tak adil dari pihak terkait. 

Menurut Abiwodo, adanya RUU PPSK pun harapannya bisa menghapus anggapan yang selama ini telah mengakar di kehidupan masyarakat tersebut.

“Sebagaimana yang sudah saya ulas di atas bahwa adanya RUU PPSK bisa memberikan dampak bagi perbankan. Dari sekian banyak dampak yang terlihat, ada sisi positif dari wacana tersebut. Berikut beberapa dampak positifnya,” tambah Abiwodo.

Salah satu dampaknya yaitu bisa menguatkan perbankan, khususnya perbankan yang bergerak dalam basis syariah. Hal ini karena penerapan RUU PPSK bisa membuat ketentuan spin off untuk UUS (Unit Usaha Syariah) sehingga jadi lebih moderat.

Baca Juga: Korban kejahatan Sektor Keuangan Diusulkan Bisa Dapat Ganti Rugi, Ini Kata Pengamat


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×