kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 2.191.000   16.000   0,74%
  • USD/IDR 16.742   -34,00   -0,20%
  • IDX 8.099   58,67   0,73%
  • KOMPAS100 1.123   8,34   0,75%
  • LQ45 803   6,91   0,87%
  • ISSI 282   2,37   0,85%
  • IDX30 422   3,62   0,87%
  • IDXHIDIV20 480   0,21   0,04%
  • IDX80 123   1,39   1,14%
  • IDXV30 134   0,51   0,38%
  • IDXQ30 133   0,20   0,15%

Mekeu: Jangan harap bunga tinggi dari bank


Kamis, 18 Februari 2016 / 13:37 WIB
Mekeu: Jangan harap bunga tinggi dari bank


Sumber: Kompas.com | Editor: Sanny Cicilia

JAKARTA. Menteri Keuangan Bambang PS Brodjonegoro menyatakan, apabila masyarakat menginginkan return atau imbal hasil yang tinggi dari sebuah investasi, maka jangan mengandalkan kepada bunga bank. 

Sebaliknya, dia mengimbau masyarakat berinvestasi di instrumen yang lebih menjanjikan, seperti misalnya pasar modal. 

"Kalau mau return tinggi jangan di bank, tapi investasi di sektor keuangan atau riil. Jangan harapkan bunga bank," kata Bambang dalam sambutannya di Property and Mortgage Summit 2016, Kamis (18/2). 

Bambang menjelaskan, selama ini ada mentalitas yang salah di kalangan masyarakat, tak terkecuali di pemerintahan hingga korporasi. 

Sebagian besar dana ditempatkan di perbankan dengan harapan memperoleh tingkat bunga yang tinggi. 

Padahal, perbankan pun memiliki keterbatasan dalam memberikan tingkat bunga. 

"Tingkat bunga bank tidak menjanjikan return yang menggiurkan. Supply dana pihak ketiga terbatas, padahal demand tinggi," jelas Bambang. 

Bambang mengajak masyarakat mengubah mentalitas semacam itu. Dengan demikian, financial deepening atau pendalaman pasar keuangandi Indonesia dapat terbangun. 

Menurut dia, selama ini masyarakat mengandalkan perbankan dalam hal kegiatan keuangan dengan risiko yang relatif rendah. 

Akibatnya, instrumen keuangan lain yang sebenarnya dapat menjanjikan imbal hasil lebih tinggi belum dilirik. 

Ketika masyarakat masih mengandalkan bank,  jumlah investor tidak akan bertambah. Masyarakat selamanya akan menjadi deposan yang tidak naik kelas menjadi investor. 

"Tingkat bunga bank tidak menjanjikan return menggiurkan, mereka mulai berpikir ke reksa dana, pasar modal, atau obligasi, dengan begitu financial deepening dapat berjalan," imbuh Bambang. 

Dia melanjutkan, selama ini financial deepening masih relatif dangkal. "Jangan harapkan bunga bank, karena tidak akan membuat kita jadi investor, jadi deposan saja," pungkas Bambang. (Sakina Rakhma Diah Setiawan)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Business Contract Drafting GenAI Use Cases and Technology Investment | Real-World Applications in Healthcare, FMCG, Retail, and Finance

[X]
×