kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Megawati larang Risma mundur


Sabtu, 01 Maret 2014 / 13:41 WIB
Megawati larang Risma mundur
ILUSTRASI. Inilah 5 Kesalahan Menggunakan Retinol Produk Skincare, Apa Saja?


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Ketua Umum DPP Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri meminta Wali Kota Surabaya Tri Rismaharini untuk tidak mundur dari jabatannya. Megawati meminta Risma terus bekerja untuk warga Surabaya.

"Teruskan saja, pantang mundur, dan tetap tegar. Kalau tidak demikian, yang kasihan adalah masyarakat Surabaya. Jangan pikirkan yang lain-lain," kata Mega dalam jumpa pers di Surabaya, Sabtu (1/3). Megawati didampingi Wakil Sekjen PDI-P Hasto Kristiyanto, Gubernur DKI Jakarta Joko Widodo, Risma, dan Wakil Wali Kota Wisnu Sakti Buana.

Sebelumnya, Hasto Kristiyanto membacakan sikap PDI-P menyikapi konflik yang terjadi di balik wacana pengunduran diri Risma. Dia mengatakan, seluruh persoalan terkait mundurnya Risma sudah selesai secara musyawarah. Risma siap melaksanakan arahan Ketua Umum DPP PDI-P untuk tidak mengundurkan diri.

DPP PDI-P, kata Hasto, menyatakan tetap memberikan dukungan sepenuhnya kepada kepemimpinan Risma dan Wisnu. Penetapan Wisnu selain telah melalui tahapan yang sesuai dengan ketentuan undang-undang, juga ditetapkan oleh DPP PDI-P sebagai partai pengusung pasangan Risma pada tahun 2010.

Dia mengatakan, PDI-P telah meminta Wakil Wali Kota Surabaya Wisnu Sakti Buana dan Fraksi PDI-P di DPRD Surabaya untuk membantu melaksanakan garis-garis kebijakan yang diambil Risma. "Semua satu barisan," kata Hasto.

Hasto meminta seluruh kader mewaspadai adanya upaya pihak yang sengaja memperkeruh suasana. Terlebih lagi, 2014 adalah tahun politik. (Hindra Liauw)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×