Reporter: Yusuf Imam Santoso | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah mematok penerbitan surat berharga negara (SBN) di tahun 2021 mencapai Rp 1.207,3 triliun. Pada kuartal I-2021, SBN yang akan ditawarkan pemerintah bakal sebesar Rp 342 triliun.
Meski masuk tren suku bunga rendah, penawaran SBN diprediksi masih jadi incaran para investor.
Direktur Jenderal (Dirjen) Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko Kementerian Keuangan (Kemenkeu) Luky Alfirman mengatakan, target tersebut bersifat dinamis dan dapat disesuaikan dengan mempertimbangkan kondisi pasar keuangan dan kebutuhan kas.
“Penerbitan SBN tersebut akan dipergunakan sesuai dengan kebutuhan belanja dan pembiayaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) tahun 2021,” kata dia kepada Kontan.co.id, Selasa (5/1).
Baca Juga: Laris manis, penawaran pada lelang SUN perdana di 2021 capai Rp 97,17 triliun
Mengutip Bloomberg, Selasa (5/1), yield Surat Utang Negara (SUN) tenor 10 tahun saat ini berada di level 5,9%. Posisi ini jauh lebih rendah daripada yield SUN dengan tenor serupa di tahun 2020 yang masih di kisaran 7,1%.
Head of Economics Research Pefindo Fikri C Permana mengatakan, tren suku bunga rendah saat ini dialami seluruh negara di dunia. Walau begitu, posisi yield SUN dinilai kompetitif dibandingkan negara berkembang lainnya, apalagi terhadap surat utang di negara maju.
Belum lagi, dari sisi fundamental ekonomi dalam negeri masih terjaga. Ini membuat SBN masih cenderung dilirik oleh investor, tak terkecuali investor asing.
“Dengan posisi yield saat ini surat utang di Indonesia cukup menarik. Selama stabilitas ekonomi Indonesia bisa terjaga, serta kebijakan fiskal dan moneter bisa saling melengkapi, saya kira investor tetap melirik obligasi pemerintah,” kata dia kepada Kontan.co.id, hari ini.