kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45893,43   -4,59   -0.51%
  • EMAS1.333.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Masalah rupiah dari eksternal


Kamis, 22 Agustus 2013 / 22:03 WIB
Masalah rupiah dari eksternal
ILUSTRASI. Rupiah hari ini cenderung bergerak mendatar sembari menanti data inflasi dalam negeri dan tenaga kerja AS. ANTARA FOTO/Dhemas Reviyanto/wsj.


Reporter: Dea Chadiza Syafina | Editor: Amal Ihsan

JAKARTA. Nilai tukar rupiah terhadap dollar Amerika Serikat (AS) terus melorot. Hingga penutupan perdagangan di spot valas, Kamis (22/8), rupiah berada di level Rp 10,942/US$, turun 69 poin dari penutupan kemarin Rp 10.873/US$.

Sementara sesuai kurs referensi Jakarta Interbank Spot Dollar Rate (JISDOR) BI, nilai tukar rupiah juga kembali melemah 72 poin ke level Rp 10.795/US$. Dengan demikian, nilai tukar sudah terdepresiasi 13,5% dari posisi akhir tahun lalu.

Direktur Eksekutif Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Difi A. Johansyah mengatakan, permasalahan terhadap rupiah akan membaik, jika root atau akar permasalahannya bisa diselesaikan.

Difi memaparkan, tekanan nilai tukar rupiah berasal eksternal. Kebijakan bank sentral Amerika Serikat The Federal Reserve dipastikan besar akan dimulai pada September mendatang.

Oleh karena itu, para pemilik modal (investor asing) yang memegang dana stimulus tersebut melakukan penarikan modalnya dari pasar keuangan negara-negara emerging market termasuk Indonesia.

"Banyak investor asing yang mau exit dari emerging market. QE most likely dihentikan September," kata Difi di Jakarta, Kamis (22/8).

Selain itu, di pasar modal, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) kembali tertekan. Hingga penutupan perdagangan di Bursa Efek Indonesia, indeks turun 1,1% ke level 4,171.4 .

Aksi jual dari investor asing masih mewarnai di pasar modal dalam negeri sebesar Rp 888 miliar. Secara keseluruhan, total penarikan keluar dana asing mencapai Rp 7,9 triliun sejak awal tahun.

Imbal hasil surat utang pemerintah bertenor 10 tahun juga terus naik. Saat ini, imbal hasil surat utang jangka panjang itu mencapai 8,41% atau nai 322 basis poin sejak awal tahun.

Porsi kepemilikan asing pada surat berharga negara ini terus berkurang menjadi 31,4% dari total. Asing tercatat menarik dananya sebesar Rp 1,15 triliun dari awal bulan Agustus hingga saat ini.

Disamping itu, investor asing menarik valasnya dari tanah air karena kesulitan mencari dollar saat menukarkan surat utang negara. Bank Indonesia sebenarnya telah mengeluarkan instrumen fx swap.

Tujuan instrumen tersebut adalah lindung nilai dollar. Sehingga investor asing tidak perlu khawatir karena pasokan dollarnya tersedia. Namun kebijakan swap itu baru efektif di Indonesia.

"Harusnya di negara maju yang bikin swap adalah swasta. Di Indonesia tidak demikian, karena kebiasaan jika ada permasalahan sedikit maka langsung ke bank sentral. Alasannya karena trauma masa lalu, khususnya valas," ujar Difi.

Selain persoalan eksternal, Indonesia juga memiliki permasalahan struktural di dalam negeri. Defisit neraca perdagangan yang menyebabkan melebarnya defisit transaksi berjalan menjadi salah satu persoalannya. Pada kuartal II-2013, defisit transaksi berjalan mencapai US$ 9,8 miliar atau 4,4% dari PDB.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×