Sumber: Kompas.com | Editor: Noverius Laoli
"Jika tentunya masyarakat hanya pintar memilih, dia tidak akan tersesat. Tapi lain halnya jika masyarakat tidak mampu memilah sehingga dia pun akan disesatkan dengan konten-konten yang dia baca, dia dengar, dan dia lihat di media sosial," tuturnya.
Sebelumnya, dalam kesempatan yang berbeda, Rusdi mengatakan bahwa aksi lonewolf yang dilakukan terduga teroris yang menyerang Mabes Polri, ZA, dipelajari melalui internet.
Baca Juga: Terkait Papua, Facebook hapus ratusan akun palsu asal Indonesia
Menurut Rusdi, saat ini di internet dan media sosial mudah sekali menemukan hal-hal seperti itu.
"Lonewolf itu melakukannya sendiri dan menginisiasi sendiri. Mereka mendapat itu semua, sekarang ini kan internet luar biasa. Apa pun dari internet, dari media sosial semua bisa dia dapatkan," kata Rusdi dikutip dari tayangan video di kanal YouTube Kompas TV, Kamis (1/4/2021).
"Kemungkinan kalau lonewolf ini dia mendapatkannya sendiri. Salah satunya melalui media internet, melalui media sosial yang ada sekarang banyak sekali hal-hal seperti itu," ucapnya. (Fitria Chusna Farisa)
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Polisi Virtual Diharap Bisa Cegah Penyebaran Konten Radikal di Internet"
Selanjutnya: Terorisme dan Benih-Benih Radikalisme
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News