Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Aktivitas berbelanja masyarakat nampak meningkat pada Desember 2022, baik dari sisi frekuensi maupun nilai belanja.
Mandiri Spending Index menunjukkan, Indeks Frekuensi Belanja Masyarakat per 25 Desember 2022 yang sebesar 171,5, atau naik dari indeks pada akhir November 2022 yang tercatat 154,8.
Sedangkan Indeks Nilai Berbelanja per 25 Desember 2022 sebesar 142,3 atau naik dari indeks pada akhir November 2022 yang sebesar 125,9.
Head of Mandiri Institute Teguh Yudo Wicaksono mengungkapkan, kenaikan indeks pada akhir tahun 2022 didorong oleh faktor musiman.
"Ini dipengaruhi oleh adanya momen Natal dan Tahun Baru. Biasanya, indeks berbelanja kalau di akhir tahun akan naik drastis," tutur Yudo kepada Kontan.co.id, Senin (9/1).
Baca Juga: Pemberian THR Jadi Salah Satu Pendorong Keyakinan Konsumen di Akhir Tahun 2022
Kabar baiknya, ini tak hanya menunjukkan kenaikan secara bulanan. Bila dibandingkan dengan indeks periode sama tahun 2021, indeks berbelanja pada tahun ini juga terpantau meningkat.
Yudo mengungkapkan, per 26 Desember 2021, Indeks Frekuensi Belanja sebesar 155,7 dan Indeks Nilai Belanja sebesar 138,7 atau lebih rendah dari periode tahun ini.
Tentu, ini kabar baik karena menunjukkan tingkat berbelanja masyarakat yang makin meningkat dan sudah jauh melampaui pra pandemi Covid-19.
"Fase belanja cukup stabil, mengindikasikan kembali normalnya belanja masyarakat baik dari sisi nilai maupun perilaku belanja," tambahnya.
Padahal, pada beberapa waktu terakhir ada tantangan berupa kenaikan inflasi global yang diikuti kenaikan inflasi dalam negeri.
Baca Juga: Momen Nataru Dongkrak Keyakinan Konsumen di Akhir Tahun 2022
Belum lagi, pemerintah memutuskan untuk menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) yang memberi dampak langsung ke inflasi, maupun dampak rambatan (second round impact).
Yudo mengaku, memang setelah kenaikan harga BBM belanja masyarakat mulai tertekan. Namun, mendekati akhir tahun, siklus belanja justru menguat dan mendekati situasi periode sebelum kenaikan BBM.
"Ini memperkuat penilaian kami bahwa belanja masyarakat memang cukup resilien pada tahun 2022," tandas Yudo.
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News