kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   21.000   1,38%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

LSI: Jokowi menang karena empat faktor


Kamis, 20 September 2012 / 16:55 WIB
LSI: Jokowi menang karena empat faktor
ILUSTRASI. Pabrik plat baja PT Gunawan Dianjaya Steel Tbk (GDST), hot rolled steel plate mill (produsen plat baja canai panas).


Reporter: Fahriyadi | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA. Hasil hitung cepat atau quick count Lingkaran Survey Indonesia (LSI) telah mencapai 100%. Dari data yang masuk, perolehan suara menunjukkan bahwa pasangan Joko Widodo-Basuki Tjahja Purnama (Jokowi-Ahok) mendapat 53,68% dan Fauzi Bowo-Nachrowi Ramli (Foke-Nara) 46,32%.

"Mekanisme perhitungan yang kami lakukan pada dasarnya hampir sama dengan Pilkada Putaran I. Berdasarkan pengalaman sebelumnya, hasil quick count tak jauh berbeda dengan hitung manual," jelas Setia Darma, Peneliti sekaligus Manajer Riset LSI, Kamis (20/9).

Ia mengatakan bahwa dengan marjin eror plus minus 1%. Menurutnya dengan marjin eror yang minim ini kemungkinan untuk berubah sangat kecil.

Menurut sampel LSI, pasangan Jokowi-Ahok memiliki keunggulan di lima wilayah DKI Jakarta. LSI merangkum analisa keunggulan Jokowi tersebut.

Berdasarkan analisa LSI, Setia bilang bahwa Jokowi-Ahok terpilih karena beberapa alasan. Pertama, Jokowi-Ahok lebih disukai masyarakat. Kedua, kinerja Foke selama menjadi Gubernur kurang memuaskan publik. Ketiga, terkait isu SARA. Keempat, karena banyak warga yang ingin perubahan.

"Soal keterkenalan, Foke unggul 90% dibanding Jokowi yang hanya 80%. Namun tingkat kesukaan masyarakat tidak berbanding lurus dengan tingkat elektibilitasnya," katanya.

Lebih jauh, Setia memaparkan analisa pengalihan suara pasangan yang tidak lolos kepada kedua pasangan calon.

Menurutnya pasangan Alex-Nono dan Hidayat-Didik lebih cenderung kepada Foke Nara, sedangkan pasangan Faisal-Biem dan Hendardji-Riza lebih ke Jokowi-Ahok.

Ia bilang Jokowi-Ahok yang lebih bermain ke social media ternyata mampu menggaet banyak suara, sedangkan Foke-Nara yang lebih bersosialisasi lewat media konvensional ternyata gagal melambungkan suara dalam jumlah signifikan pada putaran II ini. "Terbukti bahwa social media lebih efektif," kata Setia.

Sementara itu, untuk tingkat partisipasi, Setia bilang pada putaran II ini lebih meningkat dan jumlah golput menurun dari 37% pada putaran I menjadi 35% pada putaran II ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU

[X]
×