CLOSE [X]
kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.527.000   14.000   0,93%
  • USD/IDR 15.675   65,00   0,41%
  • IDX 7.287   43,33   0,60%
  • KOMPAS100 1.121   3,73   0,33%
  • LQ45 884   -2,86   -0,32%
  • ISSI 222   1,85   0,84%
  • IDX30 455   -2,30   -0,50%
  • IDXHIDIV20 549   -4,66   -0,84%
  • IDX80 128   0,06   0,05%
  • IDXV30 138   -1,30   -0,94%
  • IDXQ30 152   -0,90   -0,59%

LPEM FEB UI menilai BI perlu menahan suku bunga kebijakan di 5,75%


Rabu, 21 Agustus 2019 / 22:07 WIB
LPEM FEB UI menilai BI perlu menahan suku bunga kebijakan di 5,75%
ILUSTRASI. Gedung kantor pusat Bank Indonesia


Reporter: Bidara Pink | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Lembaga Penyelidikan Ekonomi dan Masyarakat (LPEM) Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (FEB UI) menilai Bank Indonesia (BI) perlu menahan suku bunga kebijakan di 5,75% dalam Rapat Dewan Gubernur BI yang akan berakhir Kamis, 22 Agustus 2019.

Hal ini menimbang keadaan Indonesia seperti, tingkat inflasi yang masih terkendali, lalu perlambatan pertumbuhan ekonomi di tengah ketidakpastian global, dan aliran modal yang masih meningkat.

Pertama, tingkat inflasi pada bulan Juli 2019 stabil di tingkat 3,32% (yoy) dan masih ada dalam kisaran target BI, walau naik dari bulan sebelumnya yang sebesar 3,28% (yoy). Kenaikan inflasi ini disebabkan oleh kenaikan harga pakaian dan pendidikan karena tahun ajaran baru dimulai pada bulan tersebut.

Baca Juga: Pinjaman Citigroup batal, Manejemen Indofood: Tidak jadi masalah

Secara keseluruhan, inflasi dinilai masih rendah dan stabil. Sehingga menyebabkan BI masih belum perlu menurunkan suku bunga acuan. Namun, pemerintah tetap harus secara konsisten menjaga stabilitas harga karena saat ini sudah memasuki musim kemarau dan meningkatnya ketidakpastian global.

Kedua, perlambatan pertumbuhan ekonomi. Pertumbuhan ekonomi Indonesia pada Q2-2019 turun menjadi 5,05% (yoy). Sementara pada kuartal sebelumnya ada di angka 5,07% (yoy). Hal ini disebabkan oleh menurunnya nilai ekspor dan investasi.

Total ekspor barang dan jasa turun sebesar 2% (yoy) pada Q2-2019 karena tren penurunan harga komoditas akibat ketidakpastian perdagangan global. Ketidakpastian ini juga menyebabkan pertumbuhan investasi melambat menjadi 5,01% (yoy) dari 5,85% (yoy) dibandingkan periode yang sama pada tahun lalu.

Baca Juga: Fintech dapat menjadi Lembaga linkage dalam penyaluran KUR

Konsumsi rumah tangga juga meningkat dan menahan laju pertumbuhan ekonomi. Sementara pengeluaran pemerintah mampu menjadi penyokong laju pertumbuhan ekonomi. Oleh karena itu, LPEM melihat bahwa pemerintah perlu meningkatkan pengeluarannya pada tahun 2019 dan pelonggaran target defisit anggaran perlu dipertimbangkan.


Survei KG Media

TERBARU
Kontan Academy
Advokasi Kebijakan Publik di Era Digital (Teori dan Praktek) Mengenal Pentingnya Sustainability Reporting

[X]
×