Sumber: TribunNews.com | Editor: Noverius Laoli
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Hasil penelitian yang dilakukan peneliti sosial dari Politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) menemukan fakta baru penyebaran hoak alias berita bohong. Penelitian tersebut menemukan kalau di wilayah yang kental nilai agamanya, kerap mudah termakan isu hoaks.
Hal itu diungkap oleh Peneliti Sosial dan Politik LIPI Amin Mudzakir dalam diskusi 'Hoaks, Integritas KPU dan Ancaman Legitimasi Pemilu' yang digelar Institut Demokrasi Republikan (ID-Republikan). Amin menuturkan, dari hasil penelitian terhadap 2000 responden yang tersebar di seluruh Indonesia, didapati tiga provinsi di Indonesia rawan termakan isu hoaks.
"Di daerah-daerah yang punya afiliasi dengan Islam politik, sangat tinggi tingkat keterimaan berita yang telah kita konfirmasi adalah hoaks," ujar Amin di kawasan Cikini, Jumat (18/1).
Amin melanjutkan di daerah provinsi Aceh, Jabar dan Banten tingkat penerimaan terhadap berita PKI, kriminalisasi ulama, invasi tenaga asing sangat tinggi. Hal itu berdasarkan penelitian yang dirilis tahun 2018 terhadap 1.800 responden yang tersebar di sembilan provinsi terdiri dari 200 orang.
Ia menyebut total ada sembilan provinsi yang diteliti dan turut diukur tingkat toleransi di daerah-daerah tersebut. Antara lain Sumatra Utara, Aceh, seluruh Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Banten, DKI Jakarta, DIY Yogyakarta, dan Sumatra Selatan.
Menurutnya, data ini dianggap bukan istimewa, mengingat adanya tafsir ajaran Islam yang dinilai bertentangan dengan paham komunisme yang dianut PKI. Walau demikian, kawasan yang menjadi basis penganut Nahdlatul Ulama (NU) tak mudah terpengaruh hoaks jenis itu.
Di samping itu, kata dia, hasil penelitian juga menyebut bahwa penyebar hoaks merupakan orang yang mengerti sejarah dan berpengetahuan luas. "Mereka yang memproduksi tahu persis isu mengenai komunisme, isu anti China, Jokowi itu China akan laku. Daerah di luar itu, Bali misalkan atau Papua, tidak akan laku karena tidak ada memori kolektif yang membuat orang tergiring untuk menerima info hoaks tersebut," kata Amin. (Vincentius J C)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News