kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45985,97   -4,40   -0.44%
  • EMAS1.249.000 2,21%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Likuiditas Perekonomian Meningkat Pada Akhir Tahun 2021


Senin, 24 Januari 2022 / 11:06 WIB
Likuiditas Perekonomian Meningkat Pada Akhir Tahun 2021
ILUSTRASI. Jumlah uang beredar dalam artian luas (M2) di bulan Desember 2021 capai Rp 7.867,1 triliun


Reporter: Bidara Pink | Editor: Anna Suci Perwitasari

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Desember 2021 terpantau meningkat.

Bank Indonesia (BI) mencatat, nominal M2 pada bulan laporan sebesar Rp 7.867,1 triliun. Jumlah tersebut lebih tinggi dari Rp 7.572,2 triliun yang dilaporkan pada pada bulan November 2021.

Direktur Eksekutif, Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono pun mengatakan, bila dilihat dari sisi pertumbuhannya yang sebesar 13,9% dibanding tahun lalu (yoy), ini juga lebih tinggi dari pertumbuhan pada bulan sebelumnya yang hanya 11,0% yoy.

“Peningkatan tersebut didorong oleh akselerasi uang beredar dalam arti sempit (M1) dan uang kuasi,” ujar Erwin dalam laporan Perkembangan Uang Beredar yang dikutip Kontan.co.id, Senin (24/1).

Erwin memerinci, M1 pada bulan Desember 2021 tercatat Rp 4.413,9 triliun atau lebih tinggi dari Rp 4.146,3 triliun pada bulan November 2021.

Dengan nominal tersebut, M1 terpantau tumbuh 17,9% yoy. Kenaikan ini juga lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya 14,7 yoy. Hal tersebut didorong oleh pertumbuhan uang kartal, giro rupiah, maupun tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Baca Juga: Surplus Jumbo Neraca Perdagangan Dorong Surplus Neraca Transaksi Berjalan

Peredaran uang kartal pada Desember 2021 tercatat Rp 831,2 triliun atau tumbuh 9,4% yoy. Ini lebih tinggi dari November 2021 yang sebesar RP 775,1 triliun atau tumbuh 8,8% yoy.

“Ini sejalan dengan peningkatan aktivitas masyarakat dan menurunnya kasus Covid-19 di Indonesia pada akhir tahun 2021,” tambah Erwin.

Sementara itu, giro rupiah pada Desember 2021 tumbuh 32,4% yoy atau lebih tinggi dari bulan sebelumnya yang hanya mencapai 23,3% yoy.

Meski begitu, Erwin mengatakan pertumbuhannya sedikit tertahan oleh perlambatan dana float (saldo) uang elektronik yang tercatat sebesar Rp 8,3 triliun atau tumbuh 4,6% yoy, lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 10,9% yoy.

Sementara itu, tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu tercatat Rp 2.131,8 triliun atau tumbuh 13,0% yoy, meningkat dari pertumbuhan pada bulan November 2021 yang sebesar 11,9% yoy.

Lebih lanjut, komponen uang kuasi tercatat Rp 3.430,5 triliun atau tumbuh 9,3% yoy. Ini lebih tinggi dari Rp 3.405,8 triliun atau tumbuh 7,0% yoy pada bulan sebelumnya. Peningkatan ini didorong oleh naiknya simpanan berjangka dan giro valas.

Di sisi lain, surat berharga selain saham masih menunjukkan pertumbuhan negatif 2,3% yoy, meskipun tidak sedalam pertumbuhan negatif pada bulan sebelumnya yang mencapai minus 16,3% yoy.

Terutama disebabkan oleh peningkatan kepemilikan lembaga keuangan non-bank atas surat berharga yang diterbitkan Bank dalam rupiah serta peningkatan kewajiban akseptasi rupiah bank atas korporasi non finansial.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU
Kontan Academy
Mastering Financial Analysis Training for First-Time Sales Supervisor/Manager 1-day Program

[X]
×