kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.533.000   0   0,00%
  • USD/IDR 16.180   20,00   0,12%
  • IDX 7.096   112,58   1,61%
  • KOMPAS100 1.062   21,87   2,10%
  • LQ45 836   18,74   2,29%
  • ISSI 214   2,12   1,00%
  • IDX30 427   10,60   2,55%
  • IDXHIDIV20 514   11,54   2,30%
  • IDX80 121   2,56   2,16%
  • IDXV30 125   1,25   1,01%
  • IDXQ30 142   3,33   2,39%

Latihan militer AS-Australia terkait Freeport?


Selasa, 23 Juli 2013 / 10:13 WIB
ILUSTRASI. Berikut elemen yang bisa digunakan untuk membuat taman di rumah terlihat minimalis dan modern.


Reporter: Barratut Taqiyyah | Editor: Barratut Taqiyyah Rafie

JAKARTA.  Indonesia diminta waspada dengan adanya latihan militer gabungan Amerika Serikat dengan Australia atau Talisman Sabre 2013 yang melibatkan 28 ribu personel militer itu.

Guru Besar Hukum Internasional Universitas Indonesia Hikmahanto Juwana mengatakan latihan gabungan tersebut pantas diduga sebagai usaha Amerika untuk mengamankan PT Freeport Indonesia yang beroperasi di Papua.

"Ada kecurigaan dari masuknya Amerika sebagai backingan dari Filipina. Sekarang ditambah lagi adanya kerja sama antara Amerika dan Australia. Dan juga kemarin-kemarin ini kita tahu adanya pasukan marinir Amerika yang ditaruh di Australia. Itu juga sudah memunculkan kekhawatiran termasuk kita juga, bahkan kita khawatir jangan-jangan ini berkaitan dengan Freeport di Papua," ujar Hikmahanto saat dihubungi, Jakarta, Selasa (23/7).

Selain itu, latihan gabungan tersebut juga akan mengganggu stabilitas kawasan di Asia Tenggara, Asia Timur, dan Asia Pasifik.

"Ini akan menggangu stabilitas, lalu kemudian kekuatan-kekuatan itu akan mencoba untuk mencari format barunya, jadi seharusnya menurut saya Amerika dan Australia itu lebih sensitif karena Indonesia sedang berupaya untuk menjaga stabilitas dengan adanya keramaian di Laut Cina Selatan antara Cina dengan negara anggota Asean," terang dia.

Oleh karena itu jika pemerintah Indonesia merasa keberatan dan merasa terganggu dengan latihan militer tersebut, Indonesia harus menyampaikannya.

Indonesia harus memberitahu Amerika dan Australia tindakan tersebut bisa memprovokasi dan mengganggu stabilitas kawasan.

"Harusnya disampaikan jika memang pemerintah merasa tidak senang. Supaya mereka tahu juga bahwa Indonesia sekarang sedang berupaya untuk memfasilitasi agar tidak terjadi konflik panas dan kekerasan di kawasan ini," saran dia. (Tribunnews.com)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×