kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • LQ45919,51   10,20   1.12%
  • EMAS1.350.000 0,00%
  • RD.SAHAM 0.05%
  • RD.CAMPURAN 0.03%
  • RD.PENDAPATAN TETAP 0.00%

Laporan SEATCA Mengungkap Kegiatan Amal Palsu dari Industri Rokok di ASEAN


Senin, 06 Mei 2024 / 14:45 WIB
Laporan SEATCA Mengungkap Kegiatan Amal Palsu dari Industri Rokok di ASEAN
ILUSTRASI. FILE PHOTO: A man smokes a cigarette on a street in Jakarta, Indonesia, March 15, 2017. REUTERS/Beawiharta/File Photo


Reporter: Asnil Bambani Amri | Editor: Asnil Amri

KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Industri tembakau disebutkan telah menggunakan kegiatan tanggung jawab sosial perusahaan (CSR) sebagai kedok taktis untuk membersihkan citra publik yang rusak dan mengalihkan perhatian publik dari bisnisnya yang mematikan dan merugikan. Kesimpulan ini merupakan hasil riset yang dilakukan oleh Southeast Asia Tobacco Control Alliance (SEATCA) yang berjudul Lifting the Veil of Tobacco Industry’s Corporate Charity in ASEAN.

Dalam rilis SEATCA yang diterima KONTAN, inisiatif CSR yang dilakukan industri rokok telah menjauhkan publik atas informasi kematian dan penyakit yang disebabkan oleh produk tembakau dan juga rokok. Menurut SEATCA, banyak industri tembakau mengubah nama CSR dengan nama “investasi sosial perusahaan” dan “inisiatif keberlanjutan. “Inisiatif industri ini adalah CSR palsu,” kata Dr. Ulysses Dorotheo, Direktur Eksekutif SEATCA, akhir April 2024 lalu.

Menurut Dorotheo, perusahaan tembakau telah mengeksploitasi aktivitas-aktivitas CSR untuk menyamarkan dampak buruk terhadap kesehatan, sosio-ekonomi, dan lingkungan yang disebabkan oleh produk-produk rokok. Dengan kegiatan tersebut, perusahaan seakan-akan memiliki citra publik yang positif dan dengan demikian mempengaruhi kebijakan peraturan tembakau.

Baca Juga: Pemerintah Siapkan Anggaran Rp 15 Triliun Untuk Bangun Jalan Daerah pada 2024

Bentuk pencitraan yang dilakukan perusahaan rokok untuk menutup dampak kesehatan dan kematian dari produknya itu adalah; menyumbang ke sekolah, kesejahteraan sosial, dan bantuan bencana. “Seolah-olah mereka bukan kontributor utama kecanduan, penyakit, dan kemiskinan jutaan orang,” terang Dorotheo.

Dalam laporan SEATCA tersebut juga dijelaskan soal praktik ketenagakerjaan yang eksploitatif di industri tembakau, termasuk pekerja anak. Laporan komprehensif yang mengungkap taktik penipuan industri tembakau ini merupakan bagian dari upaya berkelanjutan SEATCA untuk memajukan pengendalian tembakau dan menjaga kesehatan dan kesejahteraan masyarakat ASEAN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News




TERBARU

[X]
×