kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.541.000   0   0,00%
  • USD/IDR 15.880   50,00   0,31%
  • IDX 7.196   54,65   0,77%
  • KOMPAS100 1.104   9,46   0,86%
  • LQ45 877   10,80   1,25%
  • ISSI 221   0,74   0,34%
  • IDX30 449   6,10   1,38%
  • IDXHIDIV20 540   5,33   1,00%
  • IDX80 127   1,26   1,00%
  • IDXV30 135   0,57   0,43%
  • IDXQ30 149   1,56   1,06%

Lambatnya perkembangan KEK Sorong karena kurangnya dorongan dari pemerintah


Jumat, 28 Februari 2020 / 14:05 WIB
Lambatnya perkembangan KEK Sorong karena kurangnya dorongan dari pemerintah
ILUSTRASI. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman Luhut Binsar Pandjaitan. KONTAN/Cheppy A. Muchlis/31/01/2019


Reporter: Rahma Anjaeni | Editor: Handoyo .

KONTAN.CO.ID - SORONG. Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan meninjau salah satu Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) yang terletak di Sorong, Papua Barat, pada Kamis (27/2) lalu.

Menurut pemantauan, sebagian besar areal dari KEK tersebut masih berupa hutan dan lahan kosong saja. Jalanan di dalam KEK pun terpantau masih banyak kerusakan dan berlubang. Luhut mengatakan, lambatnya perkembangan di KEK Sorong disebabkan karena kurangnya dorongan dari pemerintah. Selain itu, tidak ada lagi hambatan yang berarti di kawasan tersebut.

Baca Juga: Pemerintah berkomitmen sejahterakan Papua dan Papua Barat melalui green investment

"Selama ini masih belum kita dorong besar, misalnya Antam yang punya nikel ore. Dia harus bikin smelter di sini, kalau dia bikin smelter kan industrinya ada stainless steel-nya yang sedang berkembang," ujar Luhut di Sorong, Kamis (27/2).

Ditemui di kesempatan yang sama, Kepala Dinas Perhubungan Kabupaten Sorong Ir. Natanael mengungkapkan, perkembangan KEK Sorong di kawasan pelabuhan masih banyak kekurangan, baik dari segi infrastruktur maupun dari administrasi.

Natanael juga mengatakan bahwa dermaga di KEK Sorong masih perlu pengembangan lebih lanjut. "Kami perlu pengembangan dermaga ini, karena diharapkan pada saat ekspor itu perlu vessel, kapal-kapal yang besar di atas 20.000 gross tonage (GT). Untuk saat ini belum bisa, ada sedikit karang di situ, nanti akan diselesaikan oleh tim hubla (perhubungan laut)," paparnya.

Baca Juga: Menkop UKM akan konsolidasikan petani komoditas unggulan di Papua melalui koperasi



TERBARU
Kontan Academy
Working with GenAI : Promising Use Cases HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective

[X]
×