Sumber: Kompas.com | Editor: Uji Agung Santosa
JAKARTA. Pengamat perminyakan yang juga Politisi Partai Nasdem Kurtubi mengatakan, dirinya adalah salah satu orang yang sangat anti kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi, jika produksi minyak RI cukup.
Masalahnya, produksi BBM oleh Pertamina hanya mampu mencukupi 40 persen kebutuhan. Apalagi partainya ada dalam koalisi Indonesia Hebat yang seiya-sekata dengan pemerintah soal kenaikan harga BBM bersubsidi.
"Nasdem dalam posisi mendukung pemerintah. Partai saya mendukung. Tapi kalau saya, menurut saya naiknya Rp 2.000 saja, karena harga minyak dunia sedang turun," kata Kurtubi, Senin (10/11/2014).
Mestinya, lanjut Kurtubi, sebelum menaikkan harga BBM bersubsidi, Joko Widodo lebih dahulu menutup lobang arena permainan migas. Dia pun menyinggung langkah Jokowi yang ingin mengimpor langsung minyak dari Angola.
Mungkin, kata dia, ini adalah salah satu cara mengurangi peran trader. Selain menutup lobang arena permainan migas, dia melihat seharusnya pemerintah bisa memanfaatkan gas yang produksinya jauh lebih besar dibanding minyak bumi.
Kurtubi mengakui, ketergantungan Indonesia terhadap minyak sangat tinggi. Padahal ada sumber energi alternatif yang belum termanfaatkan. (Estu Suryowati)
Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News