kontan.co.id
banner langganan top
| : WIB | INDIKATOR |
  • EMAS 1.520.000   -13.000   -0,85%
  • USD/IDR 16.200   0,00   0,00%
  • IDX 7.066   -30,70   -0,43%
  • KOMPAS100 1.055   -6,75   -0,64%
  • LQ45 830   -5,26   -0,63%
  • ISSI 215   0,27   0,12%
  • IDX30 424   -2,36   -0,55%
  • IDXHIDIV20 513   -0,30   -0,06%
  • IDX80 120   -0,79   -0,65%
  • IDXV30 124   -1,30   -1,04%
  • IDXQ30 142   -0,32   -0,23%

Kurikulum kembali ke 2006, buku mesti beli lagi?


Sabtu, 06 Desember 2014 / 16:32 WIB
Kurikulum kembali ke 2006, buku mesti beli lagi?
ILUSTRASI. Masjid Agung Banten menjadi ikon sejarah di kota Serang yang letaknya berada di kawasan kota lama.


Sumber: Kompas.com | Editor: Hendra Gunawan

JAKARTA. Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan tidak akan memaksa orangtua siswa untuk membeli buku pelajaran sendiri setelah kurikulum 2013 distop dan dikembalikan ke kurikulum 2006.

"Pokoknya saya enggak bisa mengimbau (orangtua beli buku), tergantung dari sekolah. Daerah juga punya porsi berbeda-beda," kata Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Anies Baswedan di kantor Kemendikbud, Jakarta, Sabtu (6/12).

Anies tidak dapat memastikan apakah orangtua murid harus membeli buku kembali dengan keputusan mengganti kurikulum itu. Menurut dia, tiap kota atau kabupaten di tiap daerah ada yang menyiapkan buku bagi siswa dan ada yang tidak. Selama ini, buku pelajaran dibagikan gratis kepada siswa.

"Justru yang jadi masalah adalah selama ini banyak sekali problem dengan cara digratiskan. Jadi menurut saya, kita kembali ke 2006, termasuk dalam soal pengadaan alat belajar," ujar Anies.

Anies memutuskan untuk menghentikan kurikulum 2013 dan kembali ke kurikulum 2006. Surat edaran tentang kebijakan tersebut dikirim ke setiap sekolah mulai hari ini. Penerapan kurikulum 2006 sendiri rencananya mulai semester genap atau Januari 2015 untuk tahun ajaran 2014-2015. (Robertus Belarminus)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News



TERBARU
Kontan Academy
HOW TO CHOOSE THE RIGHT INVESTMENT BANKER : A Sell-Side Perspective Bedah Tuntas SP2DK dan Pemeriksaan Pajak (Bedah Kasus, Solusi dan Diskusi)

[X]
×